Liputan Khusus Tribun Sumsel

LIPSUS: Istri dan Anak Tidak Terpapar, Kisah ODHA di Palembang, Terinfeksi Jarum Suntik Napza (1)

R bukan nama sebenarnya, merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV) dulunya dikenal orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Namun istri dan anaknya tidak terpapar.

Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL
Liputan Khusus Tribun Sumsel, kisah R bukan nama sebenarnya, merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV) meski R ODHA tetapi istri dan anaknya tidak terpapar. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - R bukan nama sebenarnya, merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV) atau yang dulunya dikenal orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Meskipun R merupakan ODHA, namun istri dan anaknya tidak terpapar virus HIV/AIDS.

"Saya positif HIV dari 2002, karena penggunaan jarum suntik Napza (Napza akronim dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya, red)," kata R saat diwawancarai Tribun Sumsel baru -baru ini.

Bertepatan hari AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) sedunia yang diperingati tanggal 1 Desember 2022, Minggu ini Tribun Sumsel sengaja mengangkat tema liputan khusus tentang para penderita HIV AIDS. Di antaranya kisah tentang R ini.

Menurut R, setelah ia dinyatakan positif HIV ia rajin minum obat Antiretroviral (ARV), untuk menekan jumlah virus dalam darah. Obatnya gratis di puskesmas dan layanan kesehatan lainnya.

"Jadi semakin patuh mengkonsumsi obatnya bisa menurunkan jumlah virusnya. Jadi ketika virus bisa ditekan maka penularan kepasan sangat minim bahkan tidak menularkan," ungkapnya.

Menurutnya, waktu dinyatakan positif HIV ia belum menikah. Namun bersyukur pasangannya mau menerima keadaannya dan ia pun menikah.

"Istri dan anak-anaknya saya negatif. Kenapa bisa negatif? Karena memang virus yang ada sudah ditekan," ungkapnya.

Ia pun menjelaskan, kalau pasangan ODHA ada program pencegahan ibu dan anak (PPIA). Kalau PPIA biasanya ibu yang positif, tapi kalau hanya suaminya saja yang positif yang penting suaminya patuh minum obat dan virusnya bisa ditekan. Begitu virusnya tidak terdeteksi maka tidak menular ke pasangan.

Kalau memang masih di fase AIDS biasanya dokter lebih menyarankan ditunda dulu program untuk punya anak. Tapi kalau sudah tidak di fase AIDS dan kekebalan tubuhnya sudah bagus, serta jumlah virusnya bisa ditekan itu baru bisa.

"Kalau untuk pantangan tidak ada, hanya menghindari makanan yang tidak dimasak atau belum terlalu matang seperti sate yang tidak terlalu matang dan lain-lain. Hanya disarankan dihindari bukan dipantang," ungkapnya.

R juga aktif di Yayasan Sriwijaya Plus mengatakan, bahwa ia juga fokus mendampingi ODHA untuk diberikan edukasi.

Awalnya Tak Menerima

Orang Dengan HIV (ODHIV) atau yang dulunya dikenal orang dengan HIV/AIDS (ODHA), masih ada di sekitar kita. Bahkan mereka tetap semangat untuk menjalankan hidup, seperti halnya Sari, dan A, N (hanya nama inisial) yang merupakan ODHIV di Palembang.

"Awalnya tidak mudah untuk menerima atau berdamai dengan hasil pemeriksaan yang menyatakan positif HIV. Namun kini sudah bisa beraktivitas seperti biasa," kata Sari, Sabtu (3/12/2022).

Ia menceritakan, tahun 2007 Sari dan suaminya yang berprofesi sebagai ahli desain nuklir berkebangsaan Inggris sedang mengurus visa di kedutaan.

Salah satu pemeriksaan yang dijalani adalah tes HIV dan ternyata setelah menunggu, hasilnya Sari dinyatakan positif. Sedangkan suaminya negatif.

Guna memastikan kebenaran hasil uji virus HIV tersebut, Sari memeriksakan kesehatannya ke salah satu rumah sakit di Singapura.

"Saya memeriksakan diri secara komprehensif untuk mencari pendapat lain, dan berharap hasilnya negatif. Tetapi hasil pemeriksaan menyeluruh di rumah sakit tersebut, juga positif HIV," katanya.

Menurutnya, mengetahui sang istri positif HIV, sang suami tidak hanya memberikan dukungan semangat tetapi juga membiayai semua kebutuhan pengobatan dirinya.

Bahkan selama setahun-an Sari terpaksa pulang pergi Palembang ke Jakarta untuk konsultasi dan berobat di RS Cipto Mangunkusumo di Jakarta.

Dari konsultasi dengan dokter tersebutlah, ia mendapat pencerahan kemungkinan dirinya terpapar HIV akibat tidak sterilnya peralatan layanan kesehatan yang dijalani beberapa waktu sebelumnya.

"Saya memang melakukan perawatan gigi dengan memasang briket gigi.
Padahal saya telah memilih fasilitas layanan yang terbilang cukup mahal. Namun, ternyata justru terpapar virus HIV," ungkapnya

Awalnya, Sari mengaku sulit untuk menyampaikan kondisinya yang positif terinfeksi HIV kepada keluarga. Namun berkat, suaminya dirinya pun bercerita kepada ayah dan keluarga inti lainnya.

"Dukungan suami yang waktu itu berada di luar negeri, menjadi semangat saya untuk menyampaikan kepada keluarga," kata Sari sambil mengenang suaminya yang telah meninggal tahun 2015.

Kini Sari hidup bahagia bersama tiga orang anaknya, meskipun bukan anak biologis.

Pesannya, jujurlah pada calon pasangan atau pasanganmu saat kamu dinyatakan positif HIV. Dengan jujur kepada pasangan maka pencegahan HIV dapat dilakukan.

Membuka Diri

Sementara itu hal yang sama juga diungkapkan A, dengan membuka diri, maka masyarakat pun akan melihat kalau penyintas bisa hidup normal karena penularan pun tidak semudah virus-virus lain.

"Stigma dan diskriminasi terhadap penyintas pun diharapkan akan terkikis.
Namun memang sulit, cuma berharap stop stigma dan diskriminasi," kata A

A menceritakan, bahwa ia dinyatakan positif HIV pada 2005. Penyebabnya karena jarum suntik, sebab dulunya ia mantan pengguna narkoba Napza.

"Setelah tahu positif awalnya sama seperti yang lain, galau juga. Apalagi di 2005 masih minim informasi dan masih ada diskriminasi," katanya

Menurutnya, masih banyak orang yang belum tahu tentang HIV/AIDS dan dianggap HIV ini penyakit kutukan, menular dan lain-lain.

Namun kalau sekarang sudah banyak edukasi ke masyarakat. Kalau HIV itu sama seperti penyakit kronis lainnya seperti diabetes, hepatitis dan lain-lain yang mengkonsumsi obat-obatan secara terus menerus.

"Alhamdulillah saya dapat istri yang menerima saya apa adanya. Kalau jenuh dengan kondisi yang ada, ada juga. Tapi di satu sisi saya tetap harus bertahan hidup untuk menghidupi anak-anak saya," kata A yang memiliki enam orang anak.

Menurutnya, istri dan anak-anaknya negatif HIV. Untuk menjaga anak-anak supaya aman, pada saat luka segera ditutup pakai hansaplast supaya anak-anak tidak menyentuh.

"Karena kita juga tidak tahu apakah anak-anak ada luka atau tidak. Namun kalau hanya sekedar tersenggol saja ya tidak apa-apa," katanya

Menurutnya, kalau luka besar, ke fasilitas kesehatan dan memberikan informasi bahwa ia ODHA. Tujuannya agar mereka melakukan tindakan dengan safety.

"Pesannya, jadilah ODHA yang baik. Kalau mau nikah sampaikan informasi yang benar. Supaya bisa safety, karena ODHA juga bisa punya anak," ungkapnya

Sedangkan N, ia awalnya kaget dinyatakan positif HIV. Ketika itu tahun 2008, dirinya mengakui sangat kaget saat hendak melahirkan. Tepat sehari sebelum melahirkan, hasil tes dinyatakan positif HIV.

Melahirkan pun wajib menjalani operasi alias SC sesuai dengan prosedur bagi penyintas HIV, lahirlah dengan selamat sang anaknya dan bersyukur negatif HIV. (nda)

Baca berita lainnya langsung dari google news

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved