Berita Nasional

Keresahan Bharada E : Saya Sudah Sangat Tersiksa, Sedangkan Mereka yang Terlibat Enak-enakan di Luar

Bharada E mengaku sudah sangat tersiksa terlibat dalam kasus pembunuhan seniornya itu yang didalangi oleh Ferdy Sambo mantan Kadiv Propam Polri.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
youtube Kompas TV/tribunnews
Rineke, Ibunda Bharada E memiliki insting kuat terhadap anaknya. Ia mengaku tak percaya Icad melakukan tembak menembak ke Brigadir J hingga akhirnya Bharada E mengaku sudah tersiksa 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Aggi Suzatri

TRIBUNSUMSEL.COM - Rineke Alma Pudihang ibu Bharada Richard Eliezer alias Bharada E menangis saat bercerita bagaimana awal mula anaknya mau berkata jujur terkait pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J Juli 2022 lalu.

Eksklusif di program ROSI KompasTV pada Kamis, (1/12/2022), Rineke menceritakan keluh kesah Bharada E saat ditetapkan sebagai tersangka hingga dirinya mengambil keputusan untuk berkata jujur.

Bharada E mengaku sudah sangat tersiksa terlibat dalam kasus pembunuhan seniornya itu yang didalangi oleh Ferdy Sambo mantan Kadiv Propam Polri.

Didampingi Sunandang Yunus Lumiu, ayah Bharada E, tangis Rineke pecah dihubungi Bharada E yang mengaku tersiksa ditahan di Mako Brimob.

Baca juga: Tangis Ibu Bharada E Lihat Anaknya Minta Maaf ke Orang Tua Brigadir J : Kami Turut Berduka

"Dia bilang 'saya sudah sangat tersiksa hanya makan nasi sayur, sedangkan mereka yang terlibat enak-enakan di luar saya hanya akan berkata jujur', kami berdua nangis telponan," ungkap Rineke terisak tangis.

"Dia bilang saya sudah mau jujur malam ini, dia minta malam itu saya sama bapak harus ke mabes nemui dia," tambahnya.

Sebelum ingin berkata jujur, Bharada E sempat meyakinkan orangtuanya bahwa skenario yang dibuat Ferdy Sambo adalah benar adanya.

Pada awal Agustus lalu, Bharada E pertama kali megungkapkan kronologi penembakan ke dinding seolah terjadi tembak menembak.

Di depan orang tuanya, Bharada E meyakinkan mereka untuk mempercayainya soal penembakan tersebut.

Baca juga: Akhirnya Muncul, Inilah Sosok Sunandang Junus Lumiu Ayah Bharada E, Kecewa Masa Depan Anak Hancur

Bharada E mengaku bahwa dirinya memang terlibat tembak menembak dengan Brigadir J.

Setelah mengetahui anaknya terlibat tembak menembak, Yunus dan Rineke sangat khawatir dan beberapa kali menghubungi Richard Eliezer.

Mereka juga menghubungi tunangan Richard Eliezer yang bekerja di Jakarta.

"Karena waktu ditanya Icad, dia selalu bilang 'enggak apa-apa Ma, enggak apa-apa, tolong doakan, doakan, doakan saya, doakan keluarga untuk kita di sini," kata Rineke di acara Rosi di Kompas TV, dikutip Kompas.com, Jumat (2/12/2022).

Sebagai seorang ibu, Rineke memiliki insting kuat terhadap anaknya.

Baca juga: Akhirnya Muncul, Inilah Sosok Sunandang Junus Lumiu Ayah Bharada E, Kecewa Masa Depan Anak Hancur

Ia mengaku tak percaya mendati Icad mengatakan melakukan hal keji tersebut.

"Saya memang gak percaya (tembak menembak) karena waktu kita ibadah pagi malam minta sama Tuhan kalo bisa dibuka, buka sejelas-jelasnya karena memang saya masih meragukan apa yang Icad katakan walaupun dia memang bilang 'papa dan mama juga sama seperti mereka di luar sana tidak ada yang percaya sama saya'" ungkap Rineke.

"Tapi jujur dari hati saya tidak percaya," sambungnya.

Insting orang tua Bharada E semakin kuat lantaran melihat gelagat Icad yang tampak dari padangannya yang kosong.

"Walaupun dia berbicara untuk meyakinkan, Saya sama bapak bahwa kita harus percaya, tapi dalam hati setiap melihat dari cara-cara dia, dari matanya memang tatapannya kosong kayak ada beban yang sangat berat yang disimpan," ungkapnya.

Bahkan Richard Eliezer kerap menunjukkan reaksi curiga terhadap orang tuanya setiap usai beribadah.

"Kalo selesai ibadah memang dia kayak melihat kita curiga gitu, bukan seperti Icad yang sebenarnya," ujarnya.

Namun di sisi lain, Rineke dan Yunus selalu diminta Bharada E untuk percaya kepadanya.

Rineke merasakan anaknya sedang memikul beban yang luar biasa sehingga tidak bisa menceritakan beban tersebut kepada mereka selaku orangtua.

Apalagi, ia dan suami tahu kasus pembunuhan yang diberitakan memiliki konsekuensi hukum yang berat pada anak bungsu mereka itu.

"Tapi ketakutan hukuman yang luar biasa itu yang langsung kepikiran. Tuhan, ketika dia melakukan ini pasti tidak tahu apa yang terjadi apa kedepannya," kata Rineke.

Sehingga Rineke meminta perlindungan negara untuk Bharada E dan keluarganya sejak sang anak dipastikan mendapatkan hukuman.

"Kita berdua ngobrol minta perlindungan bapak Presiden, Kapolri untuk masalah Richard ini lewat surat itu karena kami sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa," ungkapnya.

Hancur hati orang tua

Sunandag Yunus Lumiu sebagai ayah mengaku hancur melihat putranya pertama kali di Markas Brimob ditetapkan sebagai tersangka.

"Hancur karena masa depannya sudah hancur, karena dia sebagai tulang punggung, harapan orangtua keluarga, jadi terseret masalah ini memang hancur hati keluarga saja sudah kecewa semua," ungkap Sunandag Yunus Lumiu.

Pada pertemuan itupun, Yunus kembali meminta putranya berkata jujur agar kasus pembunuhan Brigadir J terbuka.

Namun, Bharada E kala itu bersikukuh tetap mengakui skenario Ferdy Sambo tembak menembak.

"Tetap dia bersikukuh waktu itu, dia katakan dia sudah jujur 'mama sama papa harus percaya masa mama papa orang yang paling deket dengan saya tapi gak percaya sama saya sampai dia keras marah ke saya 'harus percaya apa yang saya bilang itu betul'" ungkap Yunus dan Rineke.

Yunus menduga bahwa Bharada E terdokrin dari sejumlah pihak hingga mengalami perubahan sikap.

"Karena dari sifatnya udah berubah, karena anak kini tidak pernah berbohong dari kecil," ujar Yunus.

Menurut ibunda Richard, pengaruh doktrin Ferdy Sambo terlalu kuat sehingga sang anak berani berbohong kepada orang tuanya.

Terlebih, Bharada E masih bersikukuh berbohong di hadapan Tuhan lantaran sudah dibawa ke pendeta.

"Pengaruh dari Sambo terlalu kuat sama dia karena kan dia sudah 7 bulan di situ tinggal bersama, terus juga kita berfikir doktrinnya terlalu kuat sampai di depan orang tuanya dia tidak bisa terbuka jadi," timpal Rineke.

"Di depan Tuhan saja dia juga berbohong, sudah dibawa ke pendeta, sudah didoakan pribadi dia, kita pulang pas di wisma masih begitu dia," tambahnya.

Misteri kematian Brigadir J setelah dikabarkan adu tembak dengan Bharada E di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo pun terungkap.

Bharada E menepis pengakuan tembak menembak dan mengaku bahwa dialah yang menembak Brigadir J hingga akhirnya ia berkata jujur apa yang terjadi sebenarnya.

Diketahui, Richard Eliezer merupakan satu dari lima tersangka dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J yang terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Richard Eliezer menembak Brigadir J atas perintah eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.

Peristiwa pembunuhan Brigadir J terjadi setelah Putri Candrawathi mengaku dilecehkan Brigadir J di Magelang.

Atas perbuatannya, Richard Eliezer didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 56 ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

Ia terancam pidana maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun.

Baca berita lainnya di google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved