Berita Nasional
Dhio Daffa Selalu Dimanja, Paman Ungkap Keseharian Anak Durhaka Racuni Satu Keluarga di Magelang
Terungkap keseharian Dhio Daffa (22) pembunuh satu keluarganya di Magelang begitu dimanja sejak kecil.
TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap keseharian Dhio Daffa (22) pembunuh satu keluarganya di Magelang begitu dimanja sejak kecil.
Hal ini diungkap Sukoco, paman Dhio saat dijumpai wartawan.
Menurut Sukoco, perilaku Dhio berubah sejak keponakannya tersebut menjadi korban kecelakaan pada tahun 2019 lalu.
Baca juga: Foto Gaya Santainya Dhio Daffa Saat Olah TKP dengan Polisi, Anak Durhaka Racuni Keluarga di Magelang
Selama ini, Dhio merupakan pria yang tega membunuh ayah, ibu, dan kakak perempuannya dengan cara meracuni korban.
Mereka adalah orangtua Dhio Abbas Ashar dan Heri Riyani, lalu kakak perempuan Dhio bernama Dhea Chairunnisa yang terkapar di rumahnya pada Senin (28/11/2022) pagi.
Sukoco menjelaskan, Dhio pernah menjadi korban kecelakaan hingga akhirnya dirawat di RS Dr Sardjito, Yogyakarta.
Dhio bahkan mengalami cacat kaki akibat kecelakaan tersebut.
Kala itu, Heri Riyani yang menemani Dhio sampai putranya tersebut sembuh.
Sedangkan sang ayah tengah berada di luar kota untuk bekerja.
Namun semenjak mengalami kecelakaan, Sukoco mengatakan Dhio mengalami perubahan sikap.
Padahal sebelumnya, Dhio merupakan sosok pria yang baik hati.
"Karakternya jadi berubah (pasca kecelakaan). Sekarang penuh rekayasa," kata Sukoco.
Ucapan Sukoco terbukti, Dhio sempat membohongi polisi soal pekerjaan.
Baca juga: Isi Chat Anak SMP di Palembang Laporkan Ibu Kandung, Tak Terima Dimarahi Pacaran Kelewat Batas

Dhio mengaku bekerja sebagai pegawai PT KAI, padahal nyatanya tidak, Dhio pengangguran.
Tak hanya itu, Sukoco mengatakan Dhio kerap meminta uang kepada orangtuanya dengan jumlah besar.
Adiknya yang tak lain adalah ibu pelaku pernah bercerita bahwa Dhio pernah menghabiskan uang Rp 32 juta selama sebulan.
"Minta uang terus sama orang tua, dia gerogoti dana orang tua," kata Sukoco.
Dhio tampak tak menyesal membunuh keluarganya karena diduga sakit hati kepada mereka.
Tatapan Dhio tajam, wajahnya tak memperlihatkan penyesalan saat berjalan pakai baju tahanan sambil dipegangi polisi.
Dhio menghabisi nyawa keluarganya menggunakan racun yang kemudian dicampurkan ke kopi dan teh.
Setiap pagi, keluarganya memang memiliki kebiasaan minum kopi dan teh. Kesempatan itu yang kemudian Dhio pakai untuk melancarkan aksi kejinya.
Upaya pembunuhan ini sudah dilakukan Dhio tiga hari sebelum korban meninggal dunia.
Kala itu, Dhio juga mencampurkan racun di minuman es dawet ayahnya yang bernama Abbas dan ibunya bernama Heri Riyani, dan kakak perempunnya.
Namun racun yang dimasukin Dhio tak sampai membuat mereka meninggal dunia. Dhio kemudian kembali melakukan aksi tersebut tiga hari kemudian.
Kejahatan yang dilakukan Dhio sungguh membuat publik geleng-geleng kepala.
Apalagi keluarga korban dikenal merupakan orang yang baik di masyarakat, tak terkecuali Dhio.
Guru ngaji Dhio, Ahmad Anwari bahkan bak disambar petir mengetahui perbuatan keji pelaku.
"Saya tidak menyangka anak ini melakukan ini. Dari kecil saya mengajar dia mengaji,"
"Anaknya itu sebenarnya apik (baik), saya ya kaget tau-tau anaknya seperti itu. Orangtuanya juga apik, keluarganya sangat apik,"ujarnya dikutip dari TribunJogja.com.
Polisi Dibuat Heran
Sikap Dhio itu pun membuat polisi heran.
Pasalnya, sikap Dhio begitu tenang tak seperti sedang berduka meski satu keluarganya tewas secara bersamaan.
"Memang pada saat datang ke TKP, lakukan interogasi dan wawancara kepada yang bersangkutan memang tenang sekali.
Tidak ada tanda-tanda kehilangan keluarga dekat, trlebih orang tua dan kakak kandungnya," ujar Plt Kapolres Magelang, AKBP Mochmammad Sajarod Zakun dilansir, Rabu (30/11/2022).
Sikap Dhio itulah yang memunculkan kecurigaan polisi.
Baca juga: Curhat Ibu Dilaporkan Anak SMP di Palembang Gegara Tegur Pacaran Kelewat Batas : Ibu Banting Tulang
Terlebih, Dhio bersikeras menolak agar ketiga korban untuk diautopsi.
"Disini muncul kecurigaan ketika saya menanyakan kepada yang bersangkutan untuk para korban ini akan diatuopsi, yang bersangkutan menolak secara tegas.
Padahal kerabat korban ingin untuk seluruh korban dilakukan autopsi," kata Kapolres.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews
Baca artikel menarik lainnya di Google News