Berita Nasional
Begini Siasat Dhio Daffa Syahdilla Campurkan Racun di Teh dan Kopi Keluarganya Tanpa Ketahuan
Begini Siasat Dhio Daffa Syahdilla Campurkan Racun di Teh dan Kopi Keluarganya Tanpa Ketahuan
TRIBUNSUMSEL.COM - Begini siasat Dhio Daffa Syahdilla meracuni keluarganya di Magelang tanpa ketahuan orangtua dan kakaknya.
Racun arsenik yang ia campurkanke minuman keluarganya yakni teh dan kopi ternyata tak dibuat sendiri olehnya.
Sang ibu bernama Heri Riyani (54) membuat kopi dan teh untuk disajikan kepada suaminya, Abbas Ashar (58), dan anak sulung perempuannya, Dhea (24).
Heri Riyani keluar dari dapur setelah membuat minuman, lalu Dhio masuk ke dapur untuk melancarkan aksi jahatnya.
Baca juga: Pakai Baju Tahanan, Dhio Daffa Syahdilla Terlihat Tak Menyesal Sudah Bunuh Keluarganya di Magelang
Dhio kemudian mencampurkan racun tersebut ke minuman teh dan kopi tanpa sepengetahuan orang di rumah.
Kopi dan teh tersebut diminum Abbas, Heri, dan Dhea hingga mereka meninggal dunia di rumahnya di Jalan Sudiro No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Sajarod mengatakan, polisi menemukan barang bukti yang mengarah tiga orang tersebut diracun, bukan keracunan.
Polisi menemukan sisa zat arsenik pada minuman teh dan kopi serta di sendok untuk mengaduk minuman tersebut.

Meski begitu, polisi mengaku belum mengetahui berapa gram racun yang digunakan Dhio untuk menghabisi keluarganya.
Polisi juga menegaskan, minuman teh dan kopi tersebut dibuat Heri Riyani yang kemudian diracuni Dhio.
"Untuk berapa gramnya masih kita dalami. Karena yang bersangkutan mengakui menggunakannya (racun) dua sendok teh, yang dicampur dalam minuman teh dan kopi yang biasanya disajikan oleh ibunya,"
"Yang buat ibunya, ketika ibunya keluar dari dapur tersangka memasukan zat kimianya dengan cara mengaduknya," ucapnya.
Kejanggalan-kejanggalan dicium polisi sebelum terbongkar Dhio pelaku utamanya.
Salah satunya, Dhio tak mengizinkan keluarganya tersebut dilakukan proses autopsi.
Padahal keluarga besar korban sudah menyetujuinya.
"Kemarin dari pihak saudara dari keluarga korban pasutri tersebut minta untuk diautopsi,"
"Namun, anak kedua ini tidak ingin diautopsi jadi bagi kami ini kejanggalan. Sebagai seorang penyidik kita tetap lakukan autopsi karena ini menyangkut terkait korban meninggal dunia,"
"Sehingga kita ingin melihat terkait penyebab dari kematiannya karena diduga meninggal karena keracunan, sehingga perlu dilakukan autopsi," terangnya.

Dua kali berusaha habisi keluarganya
Dhio rupanya pernah mencoba untuk menghabisi keluarganya tapi tak berhasil.
Hal itu terjadi tiga hari sebelum keluarga tersebut tewas.
Percobaan pertama, Dhio mencampurkan racun ke dalam es dawet mereka.
Percobaan itu pun terkonfirmasi dari pernyataan Asisten Rumah Tangga (ART) keluarga itu pada wawancara dengan Tribunjogja.com, Senin (28/11/2022).
"Itu pernah waktu kemarin sekitar tiga hari lalu, kayak keracunan es dawet tapi itu sudah berobat, kok."
"Terus ibu sama anaknya yang perempuan sudah sembuh cuma bapak lagi pemulihan," ungkapnya.
Diduga karena gagal, Dhio kembali melakukan aksi jahatnya dengan mencampurkan racun ke teh dan kopi.
Dosisnya lebih banyak dibandingkan dengan usaha percobaan pertama yang hanya menimbulkan mual-mual.
Kok tega habisi keluarganya?

Tak ada alasan yang dapat dibenarkan untuk membunuh seseorang, termasuk Dhio.
Dhio mengaku sakit hati hingga menewaskan keluarganya.
Selama ini, Dhio mengaku dibebani oleh keluarganya untuk membantu perekonomian keluarga setelah ayahnya pensiun.
Sementara kakaknya tidak dibebani untuk membantu perekonomian keluarga.
Menurut Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun, sakit hati pelaku terhadap orang tua dan kakaknya ini bermula saat sang ayah memasuki masa pensiun sekitar dua bulan silam.
Otomatis pemasukan untuk keluarga hanya bersumber dari uang pensiun yang diterima oleh Abas.
Sebab, Dhio dan Dhea tidak bekerja.
Sementara kebutuhan keluarga cukup tinggi karena Abas juga menderita sakit.
Uang pensiun tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengobatan Abas.
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Dhio pun dibebani untuk membantu perekonomian keluarga.
Sedangkan kakak perempuannya tidak dibebani.
Hal itulah yang membuat pelaku sakit hati sehingga merencanakan pembunuhan terhadap ketiganya.
"Anak pertama (DK) sempat bekerja, tapi sekarang sudah keluar, sedangkan anak kedua tidak bekerja. Tapi dia (DDS) dibebani untuk membantu keuangan keluarga. Hal itulah yang membuat pelaku sakit hati," jelasnya.
AKBP Mochammad Sajarod Zakun menambahkan, saat ini pelaku sudah ditahan penyidik dan dijerat dengan pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup.
Diolah dari artikel TribunJakarta.com dengan judul Siasat Anak Bungsu Habisi Keluarga di Magelang Terkuak, Minuman Buatan Ibu Jadi Beracun Ulah Pelaku