Pasar Cinde Palembang Kebakaran

Pasar Cinde Palembang Kebakaran, Budayawan Sumsel: Gaya Arsitektur Cinde Serupa Pasar Johar Semarang

Budayawan Sumatera Selatan (Sumsel) Vebri Al Lintani sendiri mengaku prihatin Pasar Cinde Palembang Kebakaran.

TRIBUNSUMSEL.COM/RAHMAT
Kebakaran di Pasar Cinde Palembang pada Minggu (28/11/2022) malam 

TRIBUNSUMSEL. COM, PALEMBANG,-- Pasar Cinde Palembang Kebakaran Minggu (27/11/2022)  malam.

Kebakaran Pasar Cinde mengakibatkan pedagang pasar  yang selama ini mencari rezeki dari berjualan di pasar kebanggaan masyarakat Palembang itu

Budayawan Sumatera Selatan (Sumsel) Vebri Al Lintani sendiri mengaku prihatin, pasalnya selain para pedagang yang hilang tempat mata pencaharianannya selama ini, apalagi sejak pasar Cinde hendak di rivalitasi menjadi pasar lebih modern, nyatanya tidak terwujud. 

"Yang terbakar diluar pasar Cinde, sehingga kita prihatin dengan nasib pedagang yang selama ini merasa sudah terusir, dan tidak nyaman semenjak hendak dibangun pada 2017, dan kini terbakar, " kata Vebri. 

Dimana, pasar Cinde adalah sebuah distrik komersial di Palembang, Indonesia setelah Indonesia Merdeka. 

Pembangunan Pasar Cinde dimulai pada tahun 1957 dan selesai setahun kemudian.

Pasar ini termasuk pasar pertama di Palembang yang dibangun setelah masa Kemerdekaan Indonesia.

"Arsitektur pasar ini bergaya cendawan. Gaya tersebut serupa dengan Pasar Johar di Semarang yang diarsiteki Herman Thomas Karsten," 

"Pasar Cinde ini bisa dibilang bangunan modern dulu, dan icon Palembang selain Jembatan Ampera, maupun Pasar 16, dimana Pasar Cinde memiliki ciri khas arsitektur tersendiri, " paparnya. 

Sirkulasi udara di bangunan sebelah atas Pasar Cinde menandakan kecanggihan arsitektur pada zamannya.

Konstruksi bangunan yang unik membuat ruangan tidak sesak dan pengap seperti pada umumnya.

Dengan demikian, tidak dibutuhkan AC atau penerangan supaya suasana nyaman.

Bagian-bagian struktur bangunan Pasar Cinde pun mempunyai nilai filosofis. Misalnya, tiang penyangga berbentuk cendawan di Pasar Cinde mengingatkan para warga tentang aktivitas berjualan di bawah pohon.

Tiang-tiang penyangga yang mirip pepohonan membuat para warga merasakan sirkulasi udara yang nyaman dan suasana yang sejuk.

“Pasar Cinde dulunya masuk Cagar Budaya terverifikasi dari Palembang, sedangkan yang lain belum. Namun sejak dihancurkan karena hendak dibangun belasan lantai identitas bangunan cagar budayanya hilang" paparnya. 

Mengingat bangunan utama Pasar Cinde dulunya adalah pasar tradisional, yang dibongkar pada 2017 dalam rangka membangun pasar modern di kawasan tersebut, dan hanya tersisa tiang penyangga berbentuk cendawan yang sudah rusak. 

Pasar Cinde selama ini dinilai pluralisme mengingat segala dagangan ada dari berbagai gerai menjual berbagai barang, dari barang rumah tangga, sayur, buah, daging, makanan ringan sampai kerangka mobil dan batu akik.

Termasuk pedagangnya dari etnik beragam mulai dari Jawa, Melayu, Arab, Cina dan sebagainya.

Selaku budayawan, dirinya berharap ada upaya pemerintah daerah baik Pemkot Palembang maupun Pemprov Sumsel untuk merivalitasi tempat orang berjualan tersebut, dengan kondisi yang lebih layak.

Meskipun jika mau jadi cagar budaya minimal 50 tahun berdiri. 

"Pemerintah harus bertanggung jawab, karena pemerintah provinsi siapapun gubernurnya saat itu, yang menjadikan berlarut-larutnya masalah hingga saat ini tidak berdiri, dan akhirnya ingin mengembalikan pasar Cinde seperti semula, meski dalam kondisi menyerupai yang lama, tapi tidak bisa dianggap cagar budaya lagi karena sudah rusak, " pungkasnya. 

 

Penyebab Kebakaran Pasar Cinde Palembang

 

Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Mokhamad Ngajib didampingi Kasat Reskrim Kompol Haris Dinzah meninjau lokasi Pasar Cinde Palembang yang terbakar Minggu (27/11/2022)  malam.

Keduanya meninjau sekaligus menyaksikan proses olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan oleh Unit Inafis Polrestabes Palembang bersama Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sumsel.

"Kita baru saja melakukan olah TKP untuk proses penyelidikan. Penyebabnya sementara ini diduga akibat korsleting listrik dari salah satu kabel kemudian kabel itu menempel/menyambar ke bangunan pasar," kata Ngajib di sela-sela meninjau lokasi, Senin (28/11/2022). 

Polrestabes Palembang olah TKP dan akan memanggil saksi Pasar Cinde kebakaran, ungkap dugaan unsur kelalaian. Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Mokhamad Ngajib didampingi Kasat Reskrim Kompol Haris Dinzah meninjau lokasi Pasar Cinde terbakar, Senin (28/11/2022).
Polrestabes Palembang olah TKP dan akan memanggil saksi Pasar Cinde kebakaran, ungkap dugaan unsur kelalaian. Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Mokhamad Ngajib didampingi Kasat Reskrim Kompol Haris Dinzah meninjau lokasi Pasar Cinde terbakar, Senin (28/11/2022). (TRIBUN SUMSEL/RACHMAD KURNIAWAN)

Pihaknya juga sedang memeriksa saksi untuk dimintai keterangan yang ada di lokasi saat kejadian. 

Menurut Ngajib ada unsur kelalaian dari peristiwa kebakaran yang terjadi. 

"Diduga ada unsur kelalaiannya, jadi beberapa saksi sedang kami periksa untuk diminta keterangannya, " katanya. 

Ngajib menambahkan, pihaknya telah melakukan pendataan jumlah kios milik pedagang yang terbakar.

"Ada sekitar 40-60 kios yang terbakar. Untuk kerugian belum bisa kita tafsirkan, karena masih dalam proses pendataan oleh anggota kita di lapangan," tambahnya. 
 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved