Berita Nasional

Misteri Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres Mulai Terungkap, Dari Aset Hingga Mayat yang Diberi Susu

Mereka yang meninggal adalah Rudyanto Gunawan (71), Margaretha Gunawan (68), anak dari Rudy-Margaretha yang bernama Dian (40), dan ipar Rudy bernama B

Editor: Slamet Teguh
Kolase Tribunsumsel.com
Misteri Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres Mulai Terungkap, Dari Aset Hingga Mayat yang Diberi Susu 

TRIBUNSUMSEL.COM - Misteris tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat hingga kini memang masih misteri,

Namun nyatanya, satu persatu hal yang bisa jadi untuk mengungkap kasus ini mulai terkuat.

Beberapa diantaranya ialah soal aset yang ada di rumah tersebut yang dijual bukan oleh pemiliknya.

Selain itu, mayat yang diberi susu dan disisir rapi oleh satu korbanpun kini ikut menjadi petunjuk.

Lebih dari dua pekan, tabir misteri kematian sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat tak kunjung terang.

Diketahui, empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di rumahnya pada 10 November 2022.

Keempat jasad itu pertama kali ditemukan oleh warga yang terganggu dengan adanya bau busuk di sekitar lokasi.

Mereka yang meninggal adalah Rudyanto Gunawan (71), Margaretha Gunawan (68), anak dari Rudy-Margaretha yang bernama Dian (40), dan ipar Rudy bernama Budyanto Gunawan.

Berikut perkembangan terbaru kasus kematian sekeluarga di Kalideres, dirangkum dari pemberitaan Kompas.com:

Sang anak meninggal terakhir

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menuturkan, Dian merupakan orang terakhir yang meninggal dunia.

Menurutnya jasad Dian berada di dalam kamar, di samping jenazah ibunya yang diduga lebih dahulu meninggal dunia.

"Dugaan kuat yang meninggal terakhir adalah Dian, putri dari Rudiyanto dan Reni Margaretha," kata Hengki.

Ia menjelaskan, jenazah Dian berada di sebelah ibunya sambil memeluk guling, sementara jenazah ibunya sudah terjadi mumifikasi tetapi masih awet.

"Alas tidurnya rapih, kasurnya rapi. Ada kain di bawah jenazah ibunya," jelas dia.

Proses penelitian hasil fases

Pihak kepolisian saat ini masih menunggu hasil penelitian fases dari empat jenazah tersebut.

Hengki mengeklaim, penelitian terhadap fases ini diyakini mampu mengungkap penyebab kematian mereka.

"Apakah arti dari pada temuan otopsi itu? Nanti ahli yang menjelaskan. Mungkin bisa mengungkap atau justru mematahkan praduga yang selama ini, kami belum tahu," ujarnya.

Nantinya, kandungan-kandungan fases tersebut dapat terungkap dari penelitian tersebut.

Sederet Teka-teki

Kendati polisi telah menemukan sejumlah bukti baru dalam kasus kematian itu, masih ada beberapa teka-teki yang belum terungkap.

Pertama adalah penyebab kematian antara bunuh diri atau dibunuh.

Ahli psikologi forensi Reza Indragiri menduga adanya kesengajaan dalam kematian tersebut.

Dugaan ini didasari atas sejumlah temuan dan posisi jenazah, hingga permintaan pemutusan aliran listrik.

Kedua, pesan misterius satu arah bernada emosi dari dua ponsel yang ditemukan pihak kepolisian.

Ketiga, aset korban dijual bukan oleh pemilik.

Barang-barang yang dijual itu di antaranya mobil, kendaraan roda dua, pendingin ruangan (AC), kulkas, blender, televisi, dan sertifikat rumah atas nama Reny Margaretha Gunawan (68).

Barang-barang itu diduga aktif dijual oleh Budyanto Gunawan (68) yang berstatus adik Rudyanto (71).

Keempat, temuan buku-buku milik korban yang masih dianalisis oleh tim ahli dari kepolisian.

Kelima, mayat sang ibu yang masih diberi susu dan disisir rambutnya.

Fakta ini diungkapkan oleh pegawai koperasi simpan pinjam yang berkomunikasi dengan keluarga tersebut

Baca juga: Ucapan Budiyanto Ini Bikin Petugas Koperasi Tak Lapor, Fakta Keluarga Kalideres Simpan Mayat Reni

Baca juga: Sosok Dian Anggota Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Meninggal Paling Terakhir Jasadnya Peluk Guling

Polisi mengungkap sosok terakhir yang tewas dalam kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, sosok terakhir yang tewas diduga adalah Dian Febbyana (42).

"Dugaan kuat yang meninggal terakhir adalah Dian, putri dari Rudiyanto dan Renny Margaretha," kata Hengki kepada wartawan, Sabtu (26/11/2022).

Hengki mengungkapkan, jasad Dian ditemukan di sebelah jenazah ibunya di sebuah kamar yang terkunci dari dalam.

"Dan pada saat di TKP, posisinya adalah di dalam kamar bersama  jenazah ibunya yang sudah terjadi mumifikasi, namun terlihat terawat. Maksudnya alas tidurnya rapi, kasurnya rapi. Ada kain di bawah jenazah ibunya," ungkap dia.

"Jenazah Dian ada di sebelahnya sambil memeluk guling, dan kamar di kunci dari dalam," tambahnya.

Dalam kasus ini, terdapat empat korban yang ditemukan tewas membusuk pada 10 November 2022.

Keempatnya yaitu Rudyanto Gunawan (71) dan istrinya K Margaretha Gunawan (68), anaknya Dian Febbyana (42), dan ipar Budyanto Gunawan (69).

Jasad Rudyanto Gunawan dan istrinya K Margaretha Gunawan ditemukan di dua kamar berbeda. 

Sedangkan Dian ditemukan tewas di lantai, dan korban Budyanto Gunawan ditemukan di sofa.

Kombes Hengki Haryadi mengatakan, ada satu korban yang diduga sudah tewas sejak Mei 2022.

Hal itu diketahui saat penyidik memeriksa tiga orang saksi yang merupakan mediator jual beli rumah dan pegawai koperasi simpan pinjam.

"Dia mengajak rekannya, sama-sama mediator penjualan rumah. Nah saat itu, salah satu pemilik ataupun yang meninggal di rumah tersebut, atas nama almarhum Budiyanto ini menghubungi ke para saksi ini untuk menjual rumah tersebut," kata Hengki kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Senin (21/11/2022).

Berdasarkan keterangan saksi, lanjut Hengki, Budiyanto sangat aktif menghubungi mediator jual beli rumah.

Namun, Hengki menyebut ada yang tidak lazim ketika Budiyanto hendak menjual rumah tersebut.

"Ada hal yang sangat tidak lazim di sini. Pada saat ditemui mediator ini, (Budiyanto) langsung menyerahkan sertifikat asli," ungkap Hengki.

"Karena waktu sempat putus asa tidak ketemu pembelinya siapa yang ingin seharga Rp 1,2 miliar akhirnya dikembalikan sertifikat itu kepada almarhum Budiyanto ini. Tetap ditolak, suruh pegang lagi," tambahnya.

Di dalam rumah tersebut, para saksi sudah mencium bau busuk.

Namun,  Budiyanto berkilah hanya bau got.

"Kemudian ditanyakan ibu Reni ada di mana, "sedang tidur di dalam'," tutur Hengki.

Setelahnya, seorang saksi pegawai koperasi simpan pinjam menyalakan flash ke arah kamar Renny Margaretha.

Saksi itu terkejut hingga lari ke luar rumah.

"Pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HP-nya.

Begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahu Akbar.

Ini sudah mayat di tanggal 13 Mei," kata Hengki Haryadi.

 

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dan di Kompas.com 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved