Gempa Cianjur

Tiga Penyebab yang Membuat Gempa Cianjur Miliki Daya Rusak Besar, Kini Giliran Banjir yang Melanda

Musibah gempa Cianjur memakan ratusan korban jiwa. Tercatat sudah ada 284 korban jiwa dalam peristiwa ini.

Editor: Slamet Teguh
KOMPAS.com/Firman Taufiqurrahman
Tiga Penyebab yang Membuat Gempa Cianjur Miliki Daya Rusak Besar, Kini Giliran Banjir yang Melanda 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Musibah gempa Cianjur memakan ratusan korban jiwa. Tercatat sudah ada 284 korban jiwa dalam peristiwa ini.

Selain itu, ada 28 ribu bangunan yang dikabarkan rusak, serta 58 ribu warga harus mengungsi.

Kini, BMKGpun mengungkapkan penyebab yang membuat gempa Cianjur memiliki daya rusak yang besar.

BMKG mengungkap, alasan banyaknya korban meninggal dan signifikannya kerusakan akibat gempa tektonik bermagnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2022) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Pertama, akibat gempa dangkal.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dikutip dari Kompas TV, menerangkan, gempa itu memiliki karakteristik shallow crustal earthquake atau jenis tektotik sangat dangkal.

"Jadi memang energinya itu dari pusat yang dipancarkan, yang diradiasikan ke permukaan tanah itu masih kuat," kata Daryono.

Selain itu, struktur bangunan di wilayah terdampak juga tidak memenuhi standar tahan gempa.

"Mayoritas bangunan yang terdampak karena dibangun tanpa mengindahkan struktur aman gempa yang menggunakan besi tulangan dengan semen standar. Akibatnya, bangunan tersebut tidak mampu menahan guncangan gempa," kata kepala (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam konferensi, Selasa (22/11/2022).

"Perlu dipahami, bahwa banyaknya korban jiwa dan luka-luka dalam gempabumi Cianjur bukan diakibatkan guncangan gempa bumi, melainkan karena tertimpa bangunan yang tidak sesuai dengan struktur tahan gempa bumi," lanjut dia.

Ketiga, gempa tersebut sangat merusak adalah lokasi permukiman berada pada tanah lunak (local site effect-efek tapak) dan perbukitan (efek topografi).

"Gempa itu sebenarnya tidak membunuh dan melukai, tapi bangunan yang tidak standar aman gempa yang kemudian roboh yang menimpa penghuninya itu menjadi penyebab jatuhnya korban jiwa dan luka," ujar Daryono.

Data sementara yang berhasil dihimpun BNPB hingga Selasa (22/11) pukul 17.00 WIB, terdapat ratusan jiwa meninggal dunia.

Hal ini diungkap Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat memberikan keterangan pers di Kantor Bupati Cianjur.

"Korban meninggal dunia 268 jiwa, yang sudah teridentifikasi sebanyak 122 jenazah, masih ada korban hilang sejumlah 151 orang, kita akan berusaha semaksimal mungkin agar seluruh korban ditemukan," ucap Suharyanto.

Kemudian data masyarakat yang mengungsi sejumlah 58.362 orang, luka-luka 1.083 orang, kerusakan infrastruktur seperti rumah rusak total berjumlah 22.198 unit.

Baca juga: Nurhayati Hanya Pasrah dan Berdoa Saat Terkubur 4 Jam di Reruntuhan Madrasah Ketika Gempa Cianjur

Baca juga: Kondisi Cecep Adik Dinar Candy Setelah Ditemukan Hilang Gempa Cianjur, Lahap Makan dan Semakin Manja

Hujan turun di pusat gempa Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/11/2022).

Hujan tersebut menyebabkan banjir di daerah-daerah yang terkena gempa Cianjur.

Di antaranya banjir melanda Kampung Rawa Cina Kaler, Kamung Rawa Cina Kidul, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur.

Dalam siaran langsung live facebook Tribunjabar.id, jalanan di kampung tersebut terendam banjir.

Hanya, banjir tersebut tidak dalam dan airnya mengalir ke sawah.

Sejumlah kendaran masih bisa melintas.

Nanang, warga Rawa Cina Kidul, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, yang berada di lokasi menyebutkan, warga masih trauma dengan peristiwa gempa Cianjur.

Kampung-kampung tersbeut sepi dan ditinggalkan oleh penghuninya dan memilih tinggal di pengungsian.

"Sebelumnya belum pernah banjir. Ini banjir karena ada longsor," ujarnya.

Material longsor yang disebabkan gempa Cianjur menutup saluran air.

Hingga berita ini ditulis, hujan deras masih mengguyur daerah pusat gempa Cianjur itu.

Masyarakat diminta untuk berhati-hati karena jalanan licin.

Seorang nenek korban gempa Cianjur sebagian badannya tertimpa reruntuhan bangunan. Proses evakuasi sang nenek pun berlangsung dramatis. Dilaporkan pula ibu hamil usia kandungan 4 bulan bernama Indri Rahmawati (23) hilang tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa Cianjur, Jawa Barat.
Seorang nenek korban gempa Cianjur sebagian badannya tertimpa reruntuhan bangunan. Proses evakuasi sang nenek pun berlangsung dramatis. Dilaporkan pula ibu hamil usia kandungan 4 bulan bernama Indri Rahmawati (23) hilang tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa Cianjur, Jawa Barat. (Instagram Divisi Humas Polri)

Evakuasi dari Darat dan Udara

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto akan mengupayakan evakuasi korban gempa di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur melalui darat dan udara dengan pesawat helikopter.

Hal tersebut akan dilakukan menyusul ada beberapa laporan lokasi yang masih terisolir karena jalannya tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa Cianjur.

Pihaknya mengatakan sudah mengerahkan semua unsur untuk menuju lokasi terdampak.

Pagi ini ia mengumpulkan kepala desa, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas untuk mengumpulkan laporan dari setiap desa dan memetakan mana saja lokasi yang masih terisolir.

"Jadi akan kami upayakan hari ini evakuasi melalui darat dan udara, kami juga pagi ini mengumpulkan para kepala desa mana saja lokasi yang masih terisolir," ujar Suharyanto di pendopo Cianjur, Rabu (23/11/2022).

Ia mengatakan fokus pencarian akan dilakukan di empat titik yakni di Desa Nagrak, Desa Sarampad, Lokasi Warung Sare Shinta, dan Desa Cugenang.

Data terkini di pusat crisis center Pendopo Cianjur pukul 09.00 WIB laporan korban meninggal sebanyak 284 teridentifikasi sebanyak 122 orang dengan kerusakan bangunan mencapai 28 ribu serta jumlah pengungsi sekitar 58 ribu.

Korban luka-luka mencapai 1.858 orang.

 

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dan di Tribunnews.com 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved