Gempa Cianjur
Nurhayati Hanya Pasrah dan Berdoa Saat Terkubur 4 Jam di Reruntuhan Madrasah Ketika Gempa Cianjur
Nurhayati Hanya Pasrah dan Berdoa Saat Terkubur 4 Jam di Reruntuhan Madrasah Ketika Gempa Cianjur
TRIBUNSUMSEL.COM - Nurhayati (27) salah satu korban gempa Cianjur bercerita dirinya terkubur reruntuhan bangunan madrasah selama 4 jam.
Selama itu dirinya hanya bisa pasrah dan berdoa malaikat akan menolongnya.
Betul saja, warga dan relawan menemukan Nur yang sudah lemas dan tak berdaya terjebak tembok bangunan yang menindih tubuhnya.
"Saya baru dievakuasi jam 6 pas magrib dengan cara material bangunannya diangkat dulu secara manual," tutur Nur.
Tubuh Nur yang sudah tak berdaya akhirnya berhasil dievakuasi.

Setelah lolos dari timbunan bangunan, Nur mencoba berdiri.
Namun, kakinya tak kuat untuk bertumpu.
Setelah diperiksa, Nur mengalami luka lecet di sekujur tubuhnya dan mengalami patah tulang kaki sehingga harus menjalani operasi di RSUD Cibabat.
"Hari ini mau dioperasi untuk penanganan patah kaki. Semoga lancar," ujar dia.
Nurhayati tak menyangka gempa bumi bermagnitudo 5,6 itu memorak-porandakan Kampung Garogol, RT 05 RW 03, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat tempat ia tinggal.
Nurhayati ingat betul saat kejadian, langit Cianjur sedang cerah, matahari berada tepat di ubun-ubun kepala, para petani tengah beristirahat dan berteduh dari terik matahari.

Saat itu pula Nur, sapaan Nurhayati, sedang berada di dalam sebuah gedung madrasah dan tengah mengaji bersama warga lainnya.
"Waktu itu saya lagi mengaji di madrasah, terus terasa goyang dan saat mau berdiri itu (bangunan) langsung runtuh," kata Nurhayati saat ditemui di RSUD Cibabat, Cimahi, Jawa Barat, Rabu (23/11/2022).
Hanya sekali goyangan, bangunan madrasah itu langsung ambruk seketika. Atap bangunan dan tembok di ruangan itu runtuh.
"Setelah madrasah runtuh, di sana masih terasa goyang terus sebentar-sebentar. Tapi kalau madrasah pas sekali goyang langsung ambruk," ucap Nur.