Hari Guru 2022
10 Puisi Hari Guru Nasional 2022 Bikin Nangis dan Penuh Haru, Guruku - Tombak Keberhasilanku
Sayang sekali, sangat sedikit dari pertanyaannya yang bisa kujawab, Tidak sebanyak ceritamu tentang lencana, Juga tidak sebanyak karanganku tentan
Penulis: Putri Kusuma Rinjani | Editor: Abu Hurairah
Pena guruku hebat
Karena penanya aku tak telat
Tugas-tugasku tak lambat
Walau panas matahari menyengat hingga hujan lebat
Pena guruku sangat mengagumkan
Aku pun terbuai angan
Dunia akan kuguncangkan
Menuju sebuah pencapaian
Kuingin penaku seperti miliknya
Menggoreskan, melukiskan dan mewarnai anak bangsa
Hasil penamu tak kunjung penuh makna
Kaulah sang penaku yang berjuang sepenuh jiwa
PUISI SAMBUT HARI GURU NASIONAL 25 NOVEMBER 2022
8. Sang Pengabdi (Zaniza)
Setiap pagi kau susuri jalan berdebu
Berpacu waktu demi waktu
Tak hirau deru kendaraan lengkingan knalpot
Tak hirau dingin memagut
Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya
Wajah-wajah lugu haus kan ilmu
Menari-nari di pelupuk mata menunggu
Untaian kata demi kata terucap seribu makna
Untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa
Ruang persegi jadi saksi bisu pengabdianmu
Menyaksikan tingkah polah sang penerus
Canda tawa penghangat suasana
Hening sepi berkutat dengan soal
Lengking suara kala adu argumen
Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Entah berapa tinta tergores di papan putih
Entah berapa lisan terucap sarat makna
Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi
Entah berapa ajaran budi kau tanamkan
Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi
Berserah diri mengharap kasih ilahi
Ilmu kau beri harap kan berarti
Satu persatu sang penerus silih berganti
Tumbuh menjadi tunas-tunas negeri
Kau tetap di sini setia mengabdi
Sampai masa kan berakhir nanti
9. Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Engkau pernah bercerita kepadaku tentang betapa berharganya lencana
Tentang kemilaunya
Tentang mutiara di sebaliknya
Tentang di mana tata letak dan cara memasangnya
Juga tentang perjuangan gigih untuk mendapatkannya
Pada saat itu pula kau berkisah tentang pahlawan
Orang hebat yang di sekujur bajunya penuh dengan lencana
Orang terkenal yang di lemarinya penuh dengan medali
Dengan foto-foto ikonik dengan bingkai-bingkai besi
Sekarang gantian aku yang ingin bercerita kepadamu
Ceritaku ialah tentang pahlawan tanpa tanda jasa
Tak ada lencana
Tak ada medali
Juga tak ada foto yang dibingkai besi
Yang ada hanya baju sederhana yang rapi
Dengan papan nama yang nyaris lusuh
Dengan lemari yang penuh dengan buku
Dialah guruku
Dia juga gurumu
Dia adalah guru kita
Yang setiap kali tidak lupa mengisi daftar hadir
Kemudian bertanya;
Sudah sampai mana mimpi kalian hari ini?
Apakah sudah semakin dengan dengan kenyataan?
Sudah sampai mana hapalan kali-kali?
Sudahkah kalian bisa mengerjakan soal hitungan campuran?
Dan lain sebagainya
Sayang sekali, sangat sedikit dari pertanyaannya yang bisa kujawab
Tidak sebanyak ceritamu tentang lencana
Juga tidak sebanyak karanganku tentangnya
Guruku adalah pahlawan tanpa tanda jasa
Bukan karena mereka tak pantas menerima lencana
Tapi karena sebukit jasanya yang memenuhi dunia
10. Tombak Keberhasilanku
Pena menari di atas kertasku
Menuliskan setiap kata yang kau ucapkan
Memberikan secercah cahaya dalam kegelapan
Menuntunku menuju jalan kesuksesan
Walau letih terlihat di wajahmu tak menghapus semangatmu
Kau selalu mendampingiku menuju cita-citaku
Mengajariku hal-hal baru
Dengan sabar kau membimbingku
Walau sikap nakalku terkadang mengganggumu
Sungguh besar pengabdianmu
Untuk mencerdaskan generasi mudamu
Terima kasih kuucapkan untukmu
Guru ku
Kau adalah orang tua keduaku
Kan kukenang selalu jasamu
Sekali lagi kuucapkan terima kasih untukmu
Semoga selalu bahagia hidupmu
Kebaikan akan selalu menyertaimu.