Gempa Cianjur
Kisah Bayi yang Selamat Usai Tertimpa Bangunan Roboh Karena Gempa Cianjur, Kondisinya Kini
Seorang bayi di Cianjur, Jawa Barat selamat usai tertimpa bangunan gempa pada Senin (21/11/2022).
TRIBUNSUMSEL.COM - Gempa Cianjur hingga kini sudah menewaskan hingga 56 orang dan 700 orang diantaranya mengalami luka.
Namun, sejumlah keajaiban kadang kala muncul ditengah musibah.
Kini diketahui, ada bayi yang selamat usai tertimpa bangunan roboh karena gempa Cianjur.
Seorang bayi di Cianjur, Jawa Barat selamat usai tertimpa bangunan gempa pada Senin (21/11/2022).
Namun naas, satu korban yang sempat tertimpa bangunan meninggal dunia.
Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan kepada Kompas Tv mengatakan bahwa dalam pemantauan awal gempa, pihaknya mendapatkan laporan ada tiga warga yang rumahnya roboh dan tertimpa bangunan.
Rumah warga tersebut persis berada di belakang Mapolres Cianjur. Kemudian, pihak kepolisian pun mendatangi rumah yang roboh karena gempa berkekuatan 5,6 magnitudo tersebut.
Saat dievakuasi oleh pihak kepolisian dan warga setempat, tiga korban berhasil dievakuasi ke luar bangunan runtuh.
Ketiga korban yang tertimpa bangunan itu terdiri dari seorang wanita, pria, dan seorang balita.
Dari tiga korban yang dievakuasi, nyawa seorang wanita dan balita berhasil selamat. Namun, nyawa seorang pria meninggal dunia di tempat rumah tersebut roboh.
“Satu bangunan timpa tiga orang, dua selamat satu perempuan dan satu balita tapi satu orang tidak bisa diselamatkan dan kondisi meninggal dunia sudah dibawa ke RSUD Cianjur,” jelasnya.
Saat ini kata Doni, pihak Polres Cianjur masih koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Cianjur untuk penanganan bencana.
Warga bisa menghubungi 110 atau nomor telepon 08211577110 apabila membutuhkan bantuan evakuasi atau melaporkan kejadian terkait bencana gempa.
Diketahui sejumlah rumah di Cianjur, Jawa Barat roboh akibat guncangan gempa yang berada di darat.
Gempa tersebut juga mengakibatkan longsor dan membuat jalan terputus pada Senin (21/11/2022) siang.
Tercatat hingga Senin sore ini dilaporkan korban meninggal dunia sebanyak 46 jiwa yang mayoritas merupakan warga Cianjur yang menjadi titik pusat gempa.
Baca juga: Update Gempa Cianjur: 56 Orang Meninggal Dunia, 40 Diantaranya Anak-anak, 700 Korban Luka
Baca juga: Gempa Cianjur Disebut Berpotensi Akibatkan Terjadi Bahaya Sesar Permukaan, 56 Orang Meninggal Dunia
Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk mewaspadai gempa susulan dari gempa berkekuatan M 5,6 yang berpusat di wilayah Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 11 km, Senin (21/11/2022).
"Waspadai gempa susulan yang biasanya selalu beriringan dalam hitungan hari," kata Ridwan Kamil melaui akun instagramnya, Senin (21/11).
Ridwan Kamil pun langsung menuju Kabupaten Cianjur untuk mengkoordinasikan upaya penanggulangan bencana gempa tersebut.
"Yang terjadi tadi siang, menghancurkan banyak sekali bangunan. Dan Menurut laporan Bapak Bupati sampai dengan tadi jam 16.00, terdapat 46 korban jiwa (sekarang 56) dan 700-an luka-luka," katanya.
Ia mengatakan, warga Cianjur juga membutuhkan uluran tangan warga dan para relawan kesehatan dan kebencanaan.
Ia meminta semuanya segera mengoordinasikan diri.
"Saya dan tim BPBD sedang menuju ke sana untuk membantu koordinasi dan bantuan logistik bagi para korban bencana. TNI dan Polri pun sudah bahu membahu di lapangan menormalisasi situasi," katanya.
"Sementara itu, mohon doanya dari kita semua untuk masyarakat Cianjur yang terdampak. Hatur Nuhun. Jika berniat membantu bisa via @jabarquickresponse," tuturnya.
Sebelumnya, BMKG merilis analisis Gempabumi yang dirasakan di sejumlah daerah di Jawa Barat, Senin (21/11/2022) pukul 13.21.10 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,6.
BMKG pun menyatakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,86° LS ; 107,01° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Sukalarang, Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 11 km.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal yang diduga akibat aktivitas sesar Cimandiri.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," kata Daryono melalui siaran tertulisnya.
Gempabumi ini dirasakan di Kota Cianjur dengan skala intensitas V - VI MMI ( Getaran dirasakan oleh semua penduduk.
Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar). Garut dan Sukabumi IV - V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun).
Cimahi, Lembang, Kota Bandung, Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor dan Bayah dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Rancaekek, Tangerang Selatan, Jakarta dan Depok dengan skala intensitas II - III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu ).
"Hingga saat ini sudah ada laporan kerusakan bangunan seperti rumah dan toko juga dampak longsor di wilayah Cianjur yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami," katanya.
Hingga pukul 14.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 15 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M 4.0. Kemudian berdasarkan aplikasi Info BMKG, sampai 17.10 WIB, terjadi 41 gempa susulan di kawasan tersebut sejak gempa M5.6.
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dan di WartaKotalive.com