Teladan Rasulullah SAW
Teladan Rasulullah SAW sebagai Suami dan Ayah dalam Keluarga, Momentum Hari Ayah
Yuk, coba kita renungi bagaimana teladan kita Nabi Besar Muhammad SAW dalam perannya sebagai suami dan ayah dalam keluarga.
Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
Jawaban itu jelas menunjukkan sikap beliau yang sangat luhur, penyayang, ramah anak, dan tentunya sangat layak diteladani para ayah. Keluhuran, ketawadukan, dan kerendahan hati Rasulullah benar-benar tak bisa dibandingkan dengan siapa pun.
Karena keluhurannya beliau tak sungkan membaur dan bergaul dengan anak kecil. Pernah suatu saat beliau menghibur anak Ummu Sulaim bernama Abu ‘Umair yang menangis karena kematian burung kesayangannya. Bentuk lain kasih sayang dan kelembutan Rasulullah kepada anak-anak adalah tidak membebani mereka di luar kemampuannya.
Disebutkan, pada saat perang Uhud, beliau kedatangan sejumlah anak yang ingin ikut berperang. Namun, beliau menolak karena mereka masih kecil. Mereka adalah ‘Abdullah ibn ‘Umar ibn al-Khathab, Usamah ibn Zayd, Usaid ibn Zhuhair, Zayd ibn Tsabit, Zayd ibn Arqam, ‘Arabah ibn Aus, ‘Amr ibn Hazm, Abu Sa‘id al-Khudri, dan Sa‘d ibn Habah.
Dalam kesempatan lain, Rasulullah bahkan tak ragu untuk meminta air dan membasuh air pipis dari anak kecil yang dibawanya.
Perhatian dan perlindungan Rasulullah terhadap anak-anak ini bukan sekadar perlakuan sepintas dan sewaktu-waktu, melainkan berlangsung berulang-ulang, sampai-sampai anak-anak kecil kerap menemui Rasul sepulang bepergian dan mengajaknya bermain atau bergurau dengan mereka.
Beliau seakan tak punya keperluan atau kesibukan selain bermain dengan anak-anak (lihat: Raghib al-Sirjani, Nabi Kaum Mustad‘afin, 2011, [Jakarta: Zaman], hal. 38).
Dalam riwayat Ahmad disebutkan, suatu ketika, Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu anha pernah ditanya perihal aktivitas beliau saat di rumah.
‘Aisyah menjawab, “Rasulullah biasa menjahit pakaiannya, memperbaiki sandalnya, dan mengerjakan apa yang dikerjakan kaum pria di rumah.”
Kelembutannya itu kemudian ditularkannya kepada para sahabat. Beliau mengajarkan agar mereka selalu berpesan kebaikan terhadap istri mereka.
“Berpesanlah kalian kepada para wanita dengan kebaikan. Karena mereka laksana tawanan di sisi kalian.”
Demikian yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim. Bahkan, kedekatan hubungan antara laki-laki dan perempuan juga digambarkannya dalam hadits lain sebagaimana yang diriwayatkan al-Tirmidzi,
“Perempuan itu adalah saudara kandung laki-laki.”
Ini mengisyaratkan bahwa hubungan antara laki-laki dan perempuan, termasuk suami dengan istri, harus selalu baik layaknya dua orang yang bersaudara. Rasulullah juga berpesan kepada para suami agar tetap bersabar menghadapi sikap para wanita yang kurang disukai.
Baca juga: Makna Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu, Rasulullah Sampai Menyebut Tiga Kali, Ibumu, ibumu, ibumu
Hal ini seperti dalam sabdanya:
لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِىَ مِنْهَا آخَرَ