Teladan Rasulullah SAW
Teladan Rasulullah SAW sebagai Suami dan Ayah dalam Keluarga, Momentum Hari Ayah
Yuk, coba kita renungi bagaimana teladan kita Nabi Besar Muhammad SAW dalam perannya sebagai suami dan ayah dalam keluarga.
Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
TRIBUNSUMSEL.COM -- Teladan Rasulullah sebagai Ayah dalam Keluarga Momentum Hari Ayah.
Sosok ayah sangat berarti dan sangat berperan di dalam keluarga. Ayah menjadi tiang keluarga sementara ibu adalah pondasinya.
Tidak akan ada atap tanpa tiang, dan tiada juga tiang yang kokoh tanpa pondasi yang kuat.
Ya begitulah, dalam keluarga ayah dan ibu, suami dan istri harus berperan sesuai peruntukannya dan tentu sesuai kemampuan, dalam mengayomi seluruh anggota keluarga.
Namun, dalam menghadapi dinamika kehidupan hingga pengaruh perkembangan zaman, banyaknya tuntutan seorang laki-laki di luar rumah, banyak anggapan ayah tak punya peran dalam urusan anak anak, alasan karena mencari nafkah untuk kaluarga.
Urusan anak-anak menjadi urusan kaum ibu. Benarkah demikian?
Yuk, coba kita renungi bagaimana teladan kita Nabi Besar Muhammad SAW dalam perannya sebagai suami dan ayah dalam keluarga.
Rasulullah adalah seorang yang sibuk mengurus pemerintahan, memimpin pasukan, menegakkan hukum, bernegosiasi dengan delegasi, mengajar para sahabat, menerima wahyu, dan mendakwahkan Islam, bahkan mengirim surat kepada para raja dan pemimpin dunia.
Namun, di sela-sela kesibukannya, beliau ternyata seorang yang bertanggung jawab dan penuh perhatian kepada keluarga, kepada anak-istri, cucu, bahkan anak-anak di sekitarnya. Beliau sosok pelindung dan seorang yang lemah-lembut terhadap keluarga.
Hal itu seperti dalam salah satu hadits, dikutip dari nu.or.id:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي
“Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik terhadap keluarga. Dan aku adalah yang terbaik kepada keluarga”
(HR al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban).
Baca juga: Arti Musytaq Jiddan, Kosa Kata Bahasa Arab Bermakna Romantis, Cocok untuk Mengungkapkan Kasih Sayang
Baca juga: Wasiat Rasulullah SAW tentang Pentingnya Akhlakul Karimah, Apa Saja ? Berikut Penjelasannya
Rasulullah juga sosok penyayang dan ramah kepada anak-anak. Hal ini diakui langsung oleh Anas ibn Malik yang kesehariannya lebih banyak bersama beliau, “Aku belum pernah melihat seseorang yang lebih sayang kepada keluarga selain Rasulullah .”
Keakraban beliau kepada mereka terlihat jelas dalam berbagai kesempatan. Pernah pada suatu ketika, beliau mencium salah seorang cucunya, al-Hasan ibn ‘Ali. Kejadian itu disaksikan langsung oleh al-Aqra‘ ibn Habis. Al-Aqra‘ pun berkomentar, “Aku memiliki sepuluh orang anak, tapi tak ada satu pun yang biasa kucium.” Rasulullah menoleh ke arahnya dan menjawab, ”Siapa yang tak sayang, maka tak disayang,” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Mungkin al-Aqra‘ menduga bahwa laki-laki yang berkarakter kuat adalah mereka yang tak dekat dengan anak-anak. Namun, Rasulullah dengan tegas menepis dugaan itu, sehingga spontan melontarkan jawaban, ”Siapa yang tak sayang, maka tak disayang.”