Berita Nasional
Polisi Bicara Penyebab Tewasnya Satu Keluarga di Jakarta Barat, Polisi Temukan Bekas Bungkus Makanan
Banyak menjadi perbincangan keluarga ini meninggal karena kelaparan. Hal tersebut berdasarkan hasil autopsi.
Maka dari itu akhirnya dirinya dan pengurus berinisiatif mendobrak rumah korban.
"Petugas PLN bilang kepada saya baunya lain bukan bangkai tikus. Langsung saya cari orang bersama pengurus minta ditemani. Lalu kita dobrak pintu rumah sebenarnya apa sih bau dari mana," tutupnya.

Baca juga: Tak Kunjung Dikremasi, Misteri Satu Keluarga Tewas di Kalideres Masih Berlanjut ?
Baca juga: Profesi Satu Keluarga yang Tewas di Jakbar Terungkap, Aset Miliaran, Janggal Meninggal Kelaparan
Satu keluarga yang ditemukan tewas di Jakarta Barat hingga kini masih menarik menjadi perhatian publik.
Salah satu pengamat menyebut, keluarga ini diduga menganut paham Apokaliptik.
Hal itu diutarakan oleh Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala yang menyampaikan analisanya terkait apa dugaan penyebab tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
Suami istri serta anak perempuan dan ipar ditemukan tak bernyawa dalam keadaan lambung kosong dan tak ditemukan makanan dan air minum di rumah tersebut.
Selain itu kulkas di rumah mereka juga tak ada makanan.
Pakar pun memiliki pendapat liar mengenai kondisi ini.
Adrianus Meliala menduga empat anggota keluarga yang tewas tersebut memiliki keyakinan apokaliptik atau keyakinan terhadap akhir dunia.
“Jangan-jangan dari keempatnya penganut paham akhir dunia atau apokaliptik dan mencabut nyawa dengan cara yang ekstrem,” ujar Adrianus, Sabtu (12/11/2022).
Adrianus menyebut, tewasnya satu keluarga semata-mata karena kelaparan dan tidak punya uang untuk makan adalah sangat tidak mungkin.
Adrianus berpendapat mereka tinggal di perumahan kelas menengah dan memiliki aset untuk dijual.
Adrianus Meliala justru menilai ada unsur kesengajaan dalam peristiwa ini.
“Saya bayangkan bunuh diri dengan melaparkan diri tetapi saya tidak yakin orang mampu melakukan tindakan seperti itu karena pasti lama dan menyakitkan,” ujarnya, dikutip TribunJatim.com dari TribunJakarta.
Ia justru menduga ada tindakan pelaparan.