Berita Muara Enim
Hari Pahlawan 2022, Veteran di Muara Enim Masih Sakit Hati Timor Timur Lepas
Veteran di Muara Enim mengaku sakit hari mengenang lepasnya Timor- timur dari Indonesia.
TRIBUNSUMSEL.COM, MUARA ENIM,--- Hari Pahlwan 2022, Veteran di Muara Enim mengaku sakit hari mengenang lepasnya Timor- timur dari Indonesia.
Perjuangan memperebutkan dan mempertahankan Timor- timur ke pangkuan ibu Pertiwi tak mudah karena ada sejumlah rekannya merengang nyawa.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Veteran Cabang Muara Enim Suwondo (74) yang didampingi Juli (84) disela-sela upacara Peringatan Hari Pahlawan ke-77 Tahun 2022, Kamis (10/11/2022).
"Sakit hati jika mengenangnya ( lepasnya Timor- timur ) sebab Kami memperebutkannya dengan darah dan nyawa," tegas kakek cucu 4 ini yang terakhir berpangkat Sersan Satu (Sertu) di Rindam II/SWJ ini.
Menurut Ayah beranak dua ini, bahwa dirinya bersama ratusan rekan-rekannya yang tergabung dalam Batalyon Infanteri 143/Tri Wira Eka Jaya pada tahun 1976 dikirim ke Timor-timor.
Dan selama bertugas di Timor-timor ada empat rekannya yang tewas, namun yang terluka puluhan.
Bahkan dirinya sempat tertembak di kaki, namun masih dalam lindungan Allah SWT, tidak terluka.
Dan pengalamannya yang tidak terlupakan ketika teman sekamarnya tewas dengan kepala terpenggal oleh musuh ketika sedang patroli.
"Tidak kebal, kebetulan saja masih dalam lindungannya," ujar veteran yang pensiun tahun 1988 ini.
Harapan kedepan, lanjut Suwondo pihaknya meminta keberadaan para veteran untuk diperhatikan lagi bahwa mereka ada di NKRI. Kami sudah berjuang untuk negara Indonesia, dan tinggal generasi muda yang mengisinya.
"Anggota kami (veteran perjuangan,red) hanya tinggal 17 orang lagi, padahal masih banyak di Muara Enim namun mereka tidak terdata seperti kami karena mereka dahulu ikut berjuang juga," jelas Kakek yang mempunyai usaha Rumah Makan Tirta Kencana di Desa Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim ini.
Hal senada dikatakan Juli (81) warga Desa Muara Harapan, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim ini, dahulu ia bertugas di skuadron III AU di Malang.
Tugasnya adalah sebagai tekhnisi pesawat terbang.
Dan jika mengingat perjuangan di Timor-timor, yang paling tidak terlupakan adalah setiap hari spot jantung.
Sebab setiap saat nyawa bisa melayang sehingga harus benar-benar kewaspadaan tinggi.