Berita Lubuklinggau

Pengrajin Tahu Lubuklinggau Kecilkan Ukuran, Agen Ungkap Penyebab Kedelai Naik

pengrajin tahu di Kota Lubuklinggau mengatakan, bila harga kedelai untuk bahan baku tahu saat ini sudah tidak dalam kategori wajar lagi.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM/EKO
Sopiah, pengrajin Tahu di Lubuklinggau bersama kedua anaknya saat sedang membungkus ampas tahu untuk dijadikan tempe gembus, Kamis (27/10/2022). 

Menurutnya, naiknya harga kedelai ini tidak sekaligus melainkan secara bertahap, namun, hampir setiap hari mengalami kenaikan.

"Setiap hari naik Rp200 rupiah, awalnya tidak terbeban, tapi lama-lama kami para pengrajin ini mulai terbeban, karena biaya produksi dengan untung mulai tidak masuk lagi," ungkapnya.

Rosihin mendapat informasi dari sesama agen, penyebab kedelai impor ini naik karena kondisi negara Amerika sebagai penghasil kedelai sedang krisis, akibatnya imbas dolar terharap rupiah juga mengalami kenaikan.

"Dolar sekarang sedang mahal, karena beli kedelai ini pakai dolar, jadi imbasnya harganya naik," ujarnya.

Baca juga: Tambah Satu Suspek Gagal Ginjal Akut Anak di Sumsel, Pasien Usia 13 Tahun Asal Lubuklinggau

Rosihin mengungkapkan semenjak harga kedelai mengalami kenaikan banyak pengrajin tahu dan tempe langganannya mengurangi jumlah produksi karena keterbatasan biaya.

"Waktu kedelai masih Rp.9000 per kilogram setiap hari permintaan 400 Kg, tapi sekarang semenjak naik sehari hanya Rp. 150-200 Kg saja, karena banyak pedagang ngurangi produksi," ungkapnya.


 
 
 
 
 
 
 
 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved