Harga Karet Dunia
Cara Menghitung Harga Getah Karet di Pabrik Berdasar Harga Karet Dunia, Petani Perlu Tahu
Cara menghitung harga getah karet di pabrik berdasar harga karet dunia, perlu dan penting untuk diketahui petani.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Cara menghitung harga getah karet di pabrik berdasar harga karet dunia, perlu dan penting untuk diketahui petani.
Jika petani mengetahui cara menghitung harga getah karet di pabrik maka mereka akan memperkirakan penghasilan yang akan didapatkan saat panen.
Selain itu cara menghitung harga getah karet di pabrik ini juga penting diketahui agar mereka juga bisa memiliki posisi tawar terhadap toke atau pengepul karet.
Berikut ini cara menghitung harga getah karet di pabrik berdasar harga karet dunia dikutip dari channel Youtube Dunia Sahabat Karet.
1. Ketahui harga karet dunia pada hari tersebut
Petani bisa mendapatkan harga karet dunia ini dengan cara mengunjungi langsung bursa perdagangan misalnya Singapore Commodities (Sicom) SGX, idtraidingeconomics atau mengakses situs-situs yang memuat informasi harga karet dunia.
2. Jika harga karet dunia hari tersebut sudah didapat maka langkah selanjutnya adalah mengetahui biaya produksi bahan olahan karet (bokar) per kilogram di pabrik tersebut.
Rata-rata di biaya produksi bokar di pabrik di Indonesia Rp 3.000 per kilogram meskipun ada beberapa pabrik yang menerapkan harga produksi di bawah angka tersebut.
3. Langkah selanjutnya adalah mengurangi harga karet dunia untuk kadar karet kering dengan harga produksi sehingga didapat harga notering atau harga dasar karet kering.
4.Langkah berikutnya yakni mengalikan kadar kering bokar tersebut sesuai perhitungan pabrik dengan harga dasar notering.
Penentuan kadar kering bokar ini sendiri didasarkan hasil uji pabrik terhadap sampel atau contoh karet basah petani.
5. Hasil yang didapat dari perkalian kadar kering bokar dengan notering inilah yang menjadi dasar perhitungan harga getah karet di pabrik.
Baca juga: Harga Karet Palembang: Harga Karet Sumsel Akhir Pekan Naik Tipis, KKK 100 Persen Rp 20.309 per Kg
Contoh:
Harga karet dunia di bursa perdagangan Sicom SGX, Jumat 30 September 2022 Rp 133,7 sen AS atau Rp 20.346 per Kg
Biaya produksi pabrik karet Rp 3.000 per kg
Harga notering = Harga karet dunia - biaya produksi = Rp 20.346-Rp 3.000 = Rp 17.346
Jadi harga hotering atau harga dasar karet kering di pabrik tersebut Rp 17.346 per kg
Pemeriksaan hasil uji sampel kadar kering bokar dari petani 50 persen. Didapat harga per kilogram karet adalah 50 persen dari Rp 17.346 = Rp 8.673
Artinya harga karet di pabrik pada hari itu untuk kadar kering 50 persen adalah Rp 8.673 per kilogram.
Jika petani atau toke karet pada hari itu membawa hasil karet satu ton atau 1.000 kilogram karet ke pabrik maka pabrik akan membeli harga karet tersebut seharga Rp 8.673.000.
Dua Jenis Produk Karet Alam
Karet alam adalah bahan olahan yang diperoleh dari lateks pohon Hevea Brasiliensis dan dapat digunakan untuk memproduksi berbagai jenis karet.
Ada dua jenis produk karet alam yakni TSR dan RSS. Namun, di pasar perdagangan karet umumnya digunakan sebagai acuan harga adalah karet alam TSR.
Pengertian TSR atau Technically Specified Rubber adalah lateks cair yang telah dibiarkan membeku secara alami dan dibentuk kembali menjadi balok-balok yang dapat digunakan dalam pembuatan ban.
Sedangkan Ribbed Smoked Sheet (RSS) adalah lateks cair yang digulung menjadi lembaran dan dimasukkan melalui proses pengasapan.
Negara Penghasil Karet Alam Dunia
Sejumlah negara di Asia menjadi penghasil karet alam dunia.
Berdasarkan rata-rata produksi karet dunia periode 2014-2018, Thailand menjadi negara produsen karet terbesar dengan rerata produksi mencapai 4,58 juta ton.
Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, Thailand memberikan kontribusi sebesar 31,83 persen dari rata-rata produksi karet dunia pada periode tersebut.
Indonesia berada di posisi kedua dengan rata-rata produksi karet selama 2014-2018 sebesar 3,37 juta ton.
Kontribusi rata-rata produksi karet dari Indonesia di dunia mencapai 23,44 persen .
Indonesia memiliki luas TM (Tanaman Menghasilkan) karet Indonesia yang terbesar di dunia, tetapi produksinya masih dibawah Thailand.
Hal ini terjadi lantaran banyaknya tanaman karet di Indonesia yang sudah tua atau rusak.
Negara produsen karet terbesar ketiga adalah Vietnam dengan rata-rata produksi selama 2014-2018 sebesar 1,05 juta atau 7,28 persen .
Posisi berikutnya berturut-turut adalah India dengan rata-rata produksi 958 ribu ton (6,66 persen ), Tiongkok 822,7 ribu ton (5,72 persen ), dan Malaysia 717,3 ribu ton (4,98 persen ).
Enam Negara produsen karet terbesar dunia didominasi oleh negara dalam kawasan Asia Tenggara. Negara-negara tersebut memberikan total kontribusi rata-rata produksi karet mencapai 79,91 persen.
Baca berita lainnya langsung dari google news