Berita Nasional
Sosok Jenderal TNI Dudung Abdurachman KSAD yang Berpeluang Jadi Panglima TNI Gantikan Andika Perkasa
Jenderal TNI Dudung juga berpeluang menjadi Panglima TNI, meski banyak yang menjagokan KSAL Yudo sebagai pengganti Andika Perkasa.
Penulis: M Fadli Dian Nugraha | Editor: Slamet Teguh
Fahmi pun lantas merujuk pada penunjukan Jenderal Andika menjadi Panglima TNI.
Presiden, kata dia, tidak meletakkan usia dan masa aktif sebagai pertimbangan utama.
“Artinya, pola ini masih mungkin diterapkan juga pada saat penggantian Jenderal Andika,” ucap dia.
Dewasa ini, KSAL itu terlihat kerap melakukan manuver. Itu terlihat dengan adanya dua kegiatan yang melibatkan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Acara pertama, Yudo mengundang Megawati untuk menghadiri acara penamaan kapal korvet milik TNI Angkatan Laut (AL) dengan nama KRI Bung Karno yang diresmikan Megawati di Gedung Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Senin (20/6/2022).
Yudo juga terlihat terus melakukan pendekatan dengan presiden ke-5 RI tersebut. Pada Sabtu (11/8/2022) lalu, Megawati diundang sebagai pembicara kunci tentang Ratu Kalinyamat di KRI Dewaruci, Dermaga Kolinlamil, Jakarta Utara.
Menurut Khairul, selain soal chemistry dengan Presiden, interaksi dengan tokoh berpengaruh di sekitar Presiden juga diyakini berkontribusi memperkuat peluang untuk ditunjuk Presiden dan mendapat persetujuan parlemen.
“Nah, kiprah Pak Yudo dan TNI AL belakangan menampakkan adanya komunikasi yang berjalan untuk menjaga peluang,” ujarnya.
Sebagai catatan, Jenderal TNI Dudung juga berpeluang menjadi Panglima TNI, meski banyak yang menjagokan KSAL Yudo sebagai pengganti Andika Perkasa.
Baca juga: Melihat Peluang Jenderal Dudung dan Laksamana Yudo Margono Jadi Penglima TNI Gantikan Andika Perkasa
Baca juga: Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Copot Brigjen NA dari Dankorsis Sesko TNI, Imbas Tembak Kucing
Profil Dudung Abdurahman
Dudung Abdurachman lahir di Bandung, Jawa Barat, 16 November 1965.
Ia lulus dari Akademi Militer pada tahun 1988.
Sebelum menjadi Kasad Jenderal Dudung Abdurahman menjabat sebagai Pangkostrad.
Namanya mulai naik sejak memerintahkan anak buah untuk membuang baliho Habib Rizieq.
Tindakannya mendapatkan kecaman dari pendukung Habib Rizieq.