Kios Bensin Eceran Terbakar di Palembang

'Anak-anak Saya Terjebak di Gerobak', Kesaksian Ibu 2 Korban Tewas Kios Bensin Eceran di Palembang

Rohim dan Kodariah harus menerima kenyataan pahit setelah kedua anaknya RF (6) dan NF (16) meninggal dunia dalam peristiwa kios bensin eceran terbakar

TRIBUN SUMSEL/SHINTA DWI ANGGRAINI
Rohim (40) dan Kodariah (30) harus menerima kenyataan pahit setelah kedua anaknya RF (6) dan NF (16) meninggal dunia dalam peristiwa gerobak kios bensin eceran terbakar di Palembang. Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda datang melayat ke rumah duka hari ini, Jumat (2/9/2022). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Rohim (40) dan Kodariah (30) harus menerima kenyataan pahit setelah kedua anaknya RF (6) dan NF (16) meninggal dunia dalam peristiwa gerobak kios bensin eceran terbakar di Palembang. 

Saat ditemui Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda, Kodariah bercerita, kebakaran itu terjadi begitu cepat sehingga dia tak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan anak-anaknya dari musibah kios bensin eceran terbakar tersebut.

"Waktu anak-anak saya terjebak di gerobak tidak ada yang berani nolong karena apinya besar," ujar Kodariah di rumah duka Jalan Rama Kasih VI Kelurahan 5 Ilir Kecamatan Ilir Timur II Palembang, Jumat (2/9/2022).

Kodariah mengakui kebakaran itu bermula ketika dia sedang memindahkan BBM eceran dari jeriken ke dalam ember yang rencananya bakal dipindahkan lagi ke dalam botol.

Di saat bersamaan, Kodariah juga masih memasak air hangat.

Untuk diketahui, selain menjual BBM eceran di gerobaknya, Kodariah juga memiliki usaha lain menjual kopi hangat dan isi ulang pulsa maupun kuota di tempat yang sama.

Baca juga: Mantan Plt Kepsek di OKI Gadaikan Laptop Sekolah, Jadi Jaminan Utang Pribadi Puluhan Juta

"Tidak ada angin, tiba-tiba api kompor menyambar ke ember. Setelah itu (apinya) seperti menembak sampai saya sampai mental. Ini luka bakar di tangan saya karena itu," katanya.

"Api cepat langsung naik ke atas meja bentuknya seperti air terjun menyelimuti gerobak kami. Anak-anak lagi di dalam gerobak waktu itu," jelas Kodariah menceritakan kronologi kebakaran itu.

Suami Kodariah berada agak jauh dari gerobak mereka.

Kodariah tak kuasa menahan tangis saat mengingat teriakan anak-anaknya saat terjebak di dalam api.

"Anak saya yang besar langsung meluk adiknya," ucap Kodariah.

Untuk diketahui, pasangan suami istri Kodariah dan Rohim hanya memiliki dua anak yakni NF (16) dan RF (6).

Namun kedua anak mereka meninggal dunia dalam musibah kebakaran di gerobak BBM eceran milik mereka di Jalan Rajawali Palembang, Senin (29/8/2022) sekira pukul 19.00 WIB.

Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda mengatakan, bantuan kesehatan baik secara fisik maupun mental telah dilakukan untuk membantu keluarga Rohim dan Kodariah.

Selain itu juga disiapkan pinjaman modal usaha tanpa modal tanpa anggunan untuk membantu keluarga tersebut agar bisa bangkit dan memulai usaha kembali.

"Tapi tentunya tidak untuk membuka usaha serupa karena risikonya sangat besar. Seperti yang kita tahu memang agak riskan punya usaha kios BBM eceran karena minyak itukan penanganannya harus ekstra hati-hati karena mudah sekali terbakar," ujarnya.

Diketahui, setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit, NF (16) korban dalam peristiwa terbakarnya gerobak BBM di Jalan Rajawali Palembang meninggal dunia, Kamis (1/9/2022) sore.

Sebelumnya adik NF yakni RF (6) lebih dulu meninggal dunia beberapa jam setelah peristiwa kebakaran tersebut, Senin (29/8/2022).


Rajin Bantu Orang Tua

Setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit, NF (16) korban  kios bensin eceran terbakar di Palembang Jalan Rajawali meninggal dunia, Kamis (1/9/2022) sore.

Remaja 16 tahun NF menjadi korban kedua meninggal dunia akibat peristiwa kios bensin eceran terbakar. 

Sebelumnya adik NF yakni RF (6) lebih dulu meninggal dunia akibat peristiwa kios bensin eceran terbakar di Palembang.

Kios bensin eceran berupa gerobak di Palembang Jalan Rajawali yang terbakar ini milik orang tua mereka. Kios terbakar Senin (29/8/2022) malam. 

Abdul Mukmin (37), paman korban mengatakan, NF meninggal dunia setelah dua kali menjalani tindakan operasi pasca peristiwa kios bensin terbakar di Palembang.

"Pada saat operasi pertama dia (NF) sempat sadar. Tapi saat operasi kedua, dia kritis tidak sadar sampai akhirnya meninggal dunia kemarin," ujar Abdul Mukmin saat ditemui di rumah duka Jalan Rama Kasih VI Kelurahan 5 Ilir Kecamatan Ilir Timur II Palembang, Jumat (2/9/2022).

Kerabat dan keluarga memanggul keranda NF (16) korban kios bensin eceran terbakar di Palembang Jl Rajawali yang meninggal dunia, Jumat (2/9/2022).
Kerabat dan keluarga memanggul keranda NF (16) korban kios bensin eceran terbakar di Palembang Jl Rajawali yang meninggal dunia, Jumat (2/9/2022). (TRIBUN SUMSEL/SHINTA DWI ANGGRAINI)

Dari pantauan di rumah duka, para pelayat terus saja berdatangan menunjukkan rasa duka atas meninggalnya NF.

Sementara Rohim (40) dan Kodariah (30) terlihat masih begitu terpukul dengan apa yang terjadi.

Betapa tidak, peristiwa kebakaran tersebut sudah menewaskan kedua anak mereka.

"Anak mereka cuma dua. Dan sekarang sudah meninggal semua. Jadi orang tuanya masih sangat terpukul," ujar Abdul Mukmin.

Lanjut dikatakan, Rohim dan Kodariah juga mengalami luka bakar akibat kebakaran di gerobak mereka malam itu.

Meski demikian, rasa sakit akibat luka bakar tidak akan sebanding dengan kesedihan ditinggal meninggal kedua anaknya.

Bahkan kata Abdul Mukmin, Kodariah terus saja menangis hingga kejang-kejang sejak beberapa hari terakhir.

Itulah mengapa, keluarga sangat berharap adanya bantuan psikiater bagi Kodariah agar lebih kuat menghadapi cobaan ini.

"Kami berharapnya ada bantuan dari pemerintah kota. Selain bantuan medis untuk luka, kami juga berharap bantuan untuk menguatkan psikologi ibu korban," ujarnya.

Nampak kesedihan bukan hanya dirasakan oleh keluarga korban.

Mulai dari kerabat, tetangga dan teman serta guru sekolah NF juga terus berdatangan ke rumah duka.

Diketahui, NF tercatat sebagai siswa kelas XII SMA Bina Warga 2 Palembang.

Tangis kesedihan terlihat jelas dari teman-teman NF seusai melihat jenazah rekan mereka tersebut.

"Dia anak yang baik dalam keseharian, tutur katanya sopan. Bahkan dia selalu duduk paling depan saat belajar," kata Wiwin Elza, guru sekolah NF yang ikut melayat ke rumah duka.

Menurut Wiwin, keseharian NF dikenal sebagai siswi yang ramah dan perhatian baik kepada sesama teman maupun guru.

Wiwin mengaku masih tidak percaya dengan peristiwa yang dialami salah satu siswinya tersebut.

"Yang saya tahu, dia anak mandiri. Bahkan dia sering cerita ke saya bahwa uang sekolah dia cari sendiri. Dia memang sangat rajin membantu orang tua dan saya juga tahu dia sangat sayang sama adiknya," tutur Wiwin yang tak kuasa menahan tangis.

Baca berita lainnya langsung dari google news

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved