Waria Ditemukan Tewas di Lubuklinggau
Polisi Amankan Kayu Balok Besar dari TKP Pembunuhan Waria di Lubuklinggau
Polisi mendalami pembunuhan waria bernama Ontary alias Tary di Kota Lubuklinggau Sumatra Selatan (Sumsel) yang ditemukan tewas dikontrakannya.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU --Polisi terus mendalami Ontary alias Tary seorang waria di Kota Lubuklinggau Sumatra Selatan (Sumsel) yang ditemukan tewas mengenaskan.
Waria berusia 40 tahun ini tewas di salon kontrakannya RT 01, Kelurahan Perumnas Rahma, Kecamatan Lubuklinggau Selatan I, Kamis (25/8/22/2022) sore.
Warga Desa Lubuk Mumpo Kecamatan Kota Padang, Kabupaten Rejang Provinsi Bengkulu ini ditemukan tewas dengan kondisi tertancap pisau di pinggang sebelah kanannya.
Saat ditemukan Tary sudah dalam kondisi membusuk dengan posisi tidur terlentang tertutup kain warna merah.
Dari sumber kepolisian, di lokasi tempat kejadian perkara (TKP) polisi mengamankan beberapa barang bukti diantaranya kayu balok besar berukuran setengah meter.
Selain itu, polisi juga mengamankan barang bukti kain yang dimasukkan dalam kertas karton.
Sementara handphone korban saat ini masih dalam pencarian pihak kepolisian.
Kapolres Lubuklinggau, AKBP Harissandi melalui Waka Polres Lubuklinggau, Kompol MP Nasution mengatakan hasil olah TKP sementara mayat korban sudah meninggal lebih dari dua sampai tiga hari.
"Karena kondisinya badannya sudah bengkak dan mulai menimbulkan bau busuk," ungkap waka pada wartawan.
Dia mengungkap awalnya penemuan mayat itu bermula laporan masyarakat ada orang meninggal dalam ruko.
"Kami mendapat informasi dari masyarakat ada bau yang tidak sedap, kemudian anggota turun membongkar ruko kontrakan itu," ujarnya.
Dia menjelaskan, setelah tim datang bersama tim Inafis mendapati sosok mayat ternyata setelah dibuka penutup kainnya tidak lainnya dugaannya dibunuh.
"Karena di pinggangnya (sebelah kanan) masih tertancap pisau," ungkapnya.
Kemudian atas temuan ini gabungan Satreskrim Polres Lubuklinggau dan Polsek Lubuklinggau Selatan melakukan olah TKP, mayat dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi.
"Kita sudah membentuk tim untuk melakukan pengungkapan dan mudah-mudahan cepat terungkap," ungkapnya.
Kesaksian Ketua RT
Bagus pemilik ruko mengatakan anaknya terakhir bertemu dengan korban Senin (22/8) lalu saat menagih uang sewa ruko.
"Ketemu terakhir Senin lalu, nanya sewa kontrak di jawabnya (Tary) nunggu pulang," ungkap Bagus pada wartawan.
Bagus mengatakan Tary mengontrak rukonya sudah tiga tahun, namun belum habis kosannya bulan Mei kemarin pindah ke Kelurahan Temam.
"Katanya di Temam itu ada ruko gratis, tapi walau pindah ruko, ruko saya ini masih (belum habis kontraknya) dia yang nunggu, kuncinya dia yang pegang," ujarnya.
Kemudian masuk bulan Juli kemarin Tary kembali menemui Bagus, sembari mengutarakan maksud akan memperpanjang sewa kontrakannya karena ruko yang ditempatinya saat itu sepi.
"Saya bilang silakan mau ngulang karena barang kamu masih banyak, kunci masih kamu yang pegang," ungkapnya.
Kemudian sehabis pertemuan itu Bagus mengaku tidak pernah bertemu lagi dengan Tary, karena sejak memasuki musim durian, Bagus menginap di kebun.
Selama tiga tahun mengontrak ruko miliknya Tary membuka usaha pangkas rambut untuk wanita dan salon, serta pelaminan.
"Usahanya itu salon pelaminan, bahkan saat anak saya menikah pertama 2019 silam yang make-up dan pelaminan dia (Tary)," ujarnya.

Sementara, Ketua RT 01 Abu Numi menyampaikan sehari-sehari korban Tary membuka salon atau rias pengantin, dua bulan lalu mendapat informasi Tary pindah sudah pindah ke Kelurahan Temam.
"Kami tahunya sempat pindah dak aktif nian, karena sudah lama salonnya tutup," ungkapnya.
Dia menjelaskan tidak terlalu mengenal Tary, selama tinggal di wilayahnya Abu mengenal sebagai sosok yang baik dan tidak pernah bermasalah dengan hukum.
"Tidak terlalu akrab, karena dia (waria) tapi kita tahu aktifitasnya, teman-teman seprofesinya (waria) kadang ramai datang," ujarnya