Berita Nasional
Dampak yang Terjadi Jika Harga BBM Jenis Pertalite Resmi Dinaikkan, Jumlah Konsumsi Hingga Inflasi
Jika harga BBM naik, diprediksi bakal berdampak pada berkurangnya minat konsumsi masyarakat hingga meningkatnya inflasi.
Roy bilang, meskipun inflasi ini terjadi secara global namun kemampuan dari setiap negara tidak dapat disamaratakan.
Indonesia sendiri yang memiliki sumber daya unggulan seperti CPO (Crude Palm Oil) ataupun Batubara mestinya bisa menutupi kekurangan-kekurangan di sektor lainnya, sehingga tidak harus menaikkan harga jual BBM.
Namun jika akhirnya pemerintah tidak dapat menahan tekanan inflasi sehingga harus menaikkan harga jual BBM jenis Pertalite, dengan secara terpaksa industri ritel bakal menaikkan harga jual.
Roy menjelaskan, kenaikan BBM ini sebenarnya tidak berkaitan langsung dengan kelangsungan ritel. Namun dari sektor hulu atau pengusaha yang melakukan penyesuaian harga jual bakal mengerek harga di ritel.
Adapun ongkos produksi ritel dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja, listrik dan perpajakan.
Baca juga: Harga Pertalite Disebut Bakal Naik Menjadi Rp 10 Ribu Per Liter, Inflasi Diprediksi Bakal Meningkat
Baca juga: Menteri ESDM Masih Mengkaji Soal Kenaikan Harga Pertalite yang Digaungkan Menteri Investasi
Ekonom Prediksi Inflasi Meningkat
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi inflasi akan meningkat jika harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite naik Rp10.000 per liter.
"Direct Impact kenaikan harga Pertalite 30,72 persen menjadi Rp10.000 per liter ke inflasi dengan mempertimbangkan proporsi Pertalite 80 persen total bensin adalah sekitar 0,93 persen," ujar Josua saat dihubungi, Selasa (16/8/2022).
Pemerintah juga perlu mengalokasikan bantalan sosial bagi masyarakat berpenghasilan rendah agar tidak mengalami penurunan daya beli yang signfikan.
Untuk membatasi konsumsi Pertalite dan Solar bersubsidi, pemerintah harus melakukan langkah strategis untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Terdapat dua opsi yakni pembatasan menggunakan teknologi apps MyPertamina dan menaikkan harga BBM bersubsidi," tutur Josua.
Pembatasan penerima subsidi menggunakan teknologi dapat menjadi pilihan dalam membatasi konsumsi.
Harga Pertalite dan Solar bersubsidi bisa tetap, namun penerimanya terseleksi sehingga menurunkan konsumsi.
"Namun, kita juga melihat kondisi kebocoran dan dampak bagi masyarakat akan tetap besar," kata Josua.
Di antaranya, sebagian besar distribusi barang dilakukan melalui transportasi darat, yang belum tentu semuanya berhak mendapatkan subsidi sehingga pada akhirnya menaikkan harga barang.