4 Contoh Naskah Khutbah Jumat Singkat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H Format PDF
Artikel ini memuat tentang contoh naskah khutbah Jumat singkat Tahun Baru Islam 1 Muharram 144 hijriah.
Penulis: Novaldi Hibaturrahman | Editor: Novaldi Hibaturrahman
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Inilah contoh naskah khutbah Jumat singkat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 hijriah format PDF.
Umat muslim segera menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 hijriah pada Sabtu 30 Juli 2022.
Dalam menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 hijriah, umat muslim bisa saling mengingatkan dan saling memperbaiki diri melalui khutbah Jumat.
Pada Jumat ini akan dilangsungkan salat Jumat sehingga tema khutbah 'Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriah' yang bisa disampaikan kepada jamaah salat Juma
Bagi anda yang membutuhkan contoh naskah khutbah Jumat singkat Tahun Baru Islam 1444 hijriah bisa menggnakan kumpulan ceramah berikut:
- Link PDF Khutbah Jumat MUI >> Khutbah Jumat Menyambut Tahun Baru Hijriah
- Link PDF Khutbah Jumat Kemenag >> Muharram Adalah Momentum Memperbaiki Diri
- Link PDF Khutbah Jumat Kemenag >> Menyambut Tahun Baru Islam
Berikut naskah khutbah singkat menyambut bulan Muharram dengan judul : Menyerap pelajaran penting tahun baru hijriah.
KHUTBAH I
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ
فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ.
Waktu mengalir terus. Dan “tanpa terasa” kita sampai kepada pergantian tahun hijriah untuk kesekian kalinya. Detik menuju menit, jam, hari, bulan, hingga tahun senantiasa bergerak maju yang berarti semakin bertambah pula usia manusia. Yang perlu menjadi catatan adalah: apakah bertambah pula keberkahan usia kita? Ini pertanyaan singkat dan hanya bisa dijawab dengan merefleksikan secara panjang-lebar jejak perjalan hidup kita yang sudah lewat.
Tahun baru hijriah yang kita peringati setiap tahun terkandung sejarah dan nilai-nilai yang terus relevan hingga kini. Nabi sendiri tak pernah menetapkan kapan tahun baru Islam dimulai. Begitu pula tidak dilakukan oleh khalifah pertama, Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq. Awal penanggalan itu resmi diputuskan pada era khalifah kedua, Sayyidina Umar bin Khathab, sahabat Nabi yang terkenal membuat banyak gebrakan selama memimpin umat Islam.
Keputusan itu diambil melalui jalan musyawarah. Semula muncul beberapa usulan, di antaranya bahwa tahun Islam dihitung mulai dari masa kelahiran Nabi Muhammad. Ini adalah usulan yang cukup rasional. Rasulullah adalah manusia luar biasa yang melakukan revolusi ke arah peradaban yang lebih baik masyarakat Arab waktu itu. Karena itu kelahiran beliau adalah monumen bagi kelahiran perdaban itu sendiri. Tahun baru Masehi pun dimulai dari masa kelahiran figur yang diyakini membawa perubahan besar, yakni Isa al-Masih.
Yang menarik, Umar bin Khatab menolak usulan ini. Singkat cerita, forum musyawarah menyepakati momen hijrah Nabi dari Makkah menuju Madinah sebagai awal penghitungan kalender Islam atau kalender qamariyah yang merujuk pada perputaran bulan (bukan matahari). Karenanya kelak dikenal dengan tahun hijriah yang berasal dari kata hijrah (migrasi, pindah).