Berita Kriminal

Susno Duadji Sebut Ungkap Kasus Kematian Brigadir J Mudah : Lebih Sulit Kasus Temuan Mayat di Sungai

Mantan Kabareskrim Polri Komjen Purn Susno Duadji menyebut untuk mengungkap kasus kematian Brigadir J sangatlah gampang.

ist
Susno Duadji tak menampik bahwa yang mempersulit ungkap kasus ini karena kejadian disebutkan di rumah Jenderal Polri. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Mantan Kabareskrim Polri Komjen Purn Susno Duadji menyebut untuk mengungkap kasus kematian Brigadir J sangatlah gampang.

Sebab kasus kematian Brigadir J jelas ada terduga pelaku, alat bukti hingga tempat kejadian perkara (TKP) jelas.

Namun Susno Duadji tak menampik bahwa yang mempersulit ungkap kasus ini karena kejadian disebutkan di rumah Jenderal Polri.

"Kasus ini gampang, nampaknya dari segi kejadian baik penjelasan resmi dari Mabes Polri, Polres maupun yang beredar di media sebenarnya kasus biasa tidak sulit mengungkapnya," jelas Susno dalam sebauh Podcast.

Susno mengecualikan kasus ini sulit jika Brigadir J dan Bharada E sama sama mati.

Ia pun mencontohkan kasus sulit seperti adanya penemuan jenazah hanyut di sungai, polisi harus mengidentifikasi apakah jasad luka kena batu atau kena benda tajam.

Baca juga: BREAKING NEWS : Komnas HAM Pegang Kunci Pengungkapan Kasus Tewasnya Brigadir J, Terjunkan Ahli

"Itu (kasus penemuan mayatdi sungai) sulit harus identifikasi orang dulu, yang lihat pertama siapa dan masih banyak pertanyaan," ungkapnya.

Kalau kasus Brigadir J ini sangat mudh.

"Ya memang kalau korbannya bukan anggota Polri, pelakunya bukan anggota Polri dan TKP bukan di rumah jenderal polri maka cepat diungkap," kata pria pencetus Cicak vs Buaya.

"Hal yang membuat lama dan jadi tanda tanya publik karena di rumah Kadiv Propam Ferdy Sambo," terangnya.

Selain itu kenapa ia menyebut ungkap kasus kematian Brigadir J mudah, sebab mulai dari TKP jelas, terus yang meninggal jelas, Bharada E mengaku menembak jelas, senjatanya jelas, ditemukan alat bukti jelas, kemudian CCTV ada, mayatnya ada, lukanya jelas.

Analisa Lain

Susno Duadji membeda olah TKP soal aksi penembakan tersebut.

Dihadapan para rekan jenderal lainnya purnawiraman, Susno Duadjo menganalisa soal benarkah Brigadir J tewas ditembak.

Jenderal bintang 3 ini mengatakan, berdasarkan berita media dan keterangan polisi.

Mengatakan Brigadir J melepaskan 7 tembakan, sedangkan Bharada E 5 tembakan dengan sejanta otomatis.

"Gak Papa silahkah, Humas dan Polres Jakarta Selatan tidak ngarang, dia berdasarkan keterangan orang yang memberi keterangan tidak disaring," ujar Susno Duadji.

Namun bagaimana jika keterangan yang diterima Humas dan Polres Jakarta selatan bohong.

"Tambah bagus, justru dengan kebohongan nantinya akan terbongkar, akan diuji melalui forensik dan rekontruksi apa betul 5 tembakan ini masuk tiga masuk empat," tutur Susno Duadji.

Lebih Jauh Susno Duadji menjelaskan, apabila empat peluruk masuk, maka begitu ditembak dengna senjata otomatis posisi korban pasti langsung tergeletak.

" Dor kalau kena Dada, korban tergeletak, peluru berikutnya kalaupun tembus tidak kenda dinding lagi kena lantai," terangnya.

Maka dari itu, Susno mengatakan kebenaran nantinya akan terkuak dari hasil forensik dan juga rekontruksi.

"Kebenaran nanti bukan dari Susno atau media, tapi forensik yang teruji secara ilmiah," tegasnya.

Pernyatan Susno Duadji ditambahkan Irjen Purn Edward Aritonang, menyebut berdasarkan pernyatana Kapolri dan Humas jika saat ini tengah dilakukan pendalaman TKP dan saksi hingga laboratorium.

"Maka dari itu kita harus bersabar menunggu hasilnya, pendalaman itu sudah sesuai olah TKP," terangnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved