Berita Nasional
Mulai Terang, Polisi Temukan CCTV yang Bisa Ungkap Kasus, Karo Paminal dan Kapolres Jaksel Dicopot
Kasus baku tembak yang terjadi dirumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo tampaknya mulai menemui titik terang.
"CCTV ini sedang didalami oleh timsus yang nanti akan dibuka apabila seluruh proses penyelidikan timsus sudah selesai, jadi tidak sepotong-sepotong," kata Dedi.
Dedi menambahkan bahwa tim khusus masih terus bekerja secara maksimal.
Ia memastikan mereka akan professional mengusut kematian Brigadir J.
"Tim harus bekerja dengan komitmen bapak Kapolri. Tim harus bekerja secara profesional dengan pembuktian secara ilmiah ini merupakan suatu keharusan. Oleh karenanya, untuk menjaga indepensi tersebut, transparansi dan akuntabel," katanya.
Baca juga: Resmi, Kapolri Nonaktifkan Karo Paminal dan Kapolres Jaksel, Kasus Brigadir J Diambil Alih Bareskrim
Baca juga: Terungkap Keberadaan Irjen Pol Ferdy Sambo Saat Baku Tembak di Rumahnya, Kompolnas Dalami Alibi
Kuasa Hukum Brigadir J Minta Autopsi Ulang
Diwartakan Tribunnews sebelumnya, kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak meminta proses ekshumasi alias autopsi ulang.
Namun dikatakannya, autopsi ulang tidak kembali dilakukan oleh dokter forensik dari Polri.
Kamaruddin meminta Kapolri membentuk tim khusus yang melibatkan kedokteran dari kedokteran forensik TNI hingga rumah sakit swasta.
"Kami memohon supaya Bapak Kapolri memerintahkan jajarannya khususnya penyidik yang menangani perkara ini membentuk tim independen."
"Yaitu melibatkan dokter bukan lagi yang dahulu. Yaitu dari pertama RSPAD, RS AL, RS AU, RSCM, yang berikutnya dari RS salah satu swasta," kata Kamaruddin di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Hal ini karena adanya keraguan dari pihaknya soal hasil autopsi yang menunjukan tidak ada luka lain selain luka tembakan.
Dari temuan pihaknya, Kamaruddin menerangkan ada sejumlah bukti baru yakni luka jeratan di leher sebelum ditembak.
"Kenapa kami menolak autopsi yang lalu (dokter forensik Polri), karena autopsi yang lalu dikatakan matinya itu karena tembak menembak dan dari RS Polri tidak ada yang protes," jelasnya.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Abdi Ryandha Sakti)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com