Berita OKI
Sindikat Begal Rekening Asal OKI Ditangkap Polda Metro, Ini Modus Digunakan Pelaku
Dua warga asal Desa Lebung Hitam, Kecamatan Tulung Selapan OKI sindikat begal rekening ditangkap Polda Metro Jaya. Berikut modus digunakan pelaku.
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Dua warga asal Desa Lebung Hitam, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir pelaku begal rekening ditangkap Polda Metro.
Penangkapan sindikat begal rekening dilakukan langsung Sub Direktorat Reserse Mobile (Subdit Resmob) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) pada Kamis (14/7/2022) silam.
Hingga kini lokasi pasti penangkapan begal rekening belum diketahui. Hal tersebut disampaikan Kapolsek Tulung Selapan, Iptu M Firmansyah saat dihubungi Tribunsumsel.com melalui telepon.
"Kami (Polsek Tulung Selapan) tidak mengetahui, karena kami tidak ikut membackup penangkapan tersebut," ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (19/7/2022) sore.
"Bisa juga kami tidak mengetahui dikarenakan anggota dari luar sengaja tidak memberitahu. Karena menjaga kerahasiaan giat tersebut," tambahnya.
Dikutip dari media nasional Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi di Jakarta mengatakan kedua pelaku berinisial H dan R.
Keduanya mengaku sebagai pegawai salah satu bank dan menawarkan ke para korban untuk menjadi nasabah prioritas.
Baca juga: Heboh Video Asusila Oknum ASN di OKI, Pelaku Video Call Sambil Buka Baju dan Mendesah
"Korban yang ingin menjadi nasabah prioritas harus mengisi formulir secara daring. Setelah itu membuka laman yang dikirim pelaku," katanya.
Hengki menambahkan, korban kemudian diminta memasukkan data diri sesuai KTP, nomor kartu debit, CV, pin ATM dan nomor rekening serta nomor telepon.
"Setelah itu, ada kode OTP dipesan korban, ketika kode itu dimasukkan oleh korban maka terjadilah begal rekening," ujar Hengki.
Menurut Hengki, para korban dirayu dengan berbagai promosi yang ditawarkan apabila menjadi nasabah prioritas.
Atas tawaran itu, korban tergiur dan mengikuti permintaan pelaku, tapi setelah tersadar rekeningnya berkurang, baru diketahui dua orang itu adalah sindikat begal rekening.
Mantan Kapolres Metro Jakarta Pusat itu menjelaskan, para pelaku dengan mudah mengakses rekening korban dan menguras habis isi ATM.
Hal itu dikarenakan korban tidak menyadari kode OTP yang dimasukkan adalah langkah begal rekening dari jarak jauh.
"Sindikat begal rekening ini masih kami dalami, ada beberapa barang bukti telepon seluler dan buku rekening yang kami amankan," kata Hengki.