Berita Nasional

Dana Keluar Masuk ACT Capai Rp 1 Triliun Per Tahun, Diungkap PPATK

Ada dugaan dana yang dialirkan ACT kepada kelompok tertentu. Sejauh ini menurut analisa PPATK ada dana Rp 1 triliun yang berputar di rekening ACT.

ist
ACT mengelola uang publik itu untuk sejumlah bisnis kepada perusahaan yang terafiliasi dengan pimpinan ACT. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Ada dugaan dana yang dialirkan ACT kepada kelompok tertentu.

Sejauh ini menurut analisa PPATK ada dana Rp 1 triliun yang berputar di rekening ACT.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap dana keluar masuk di lembaga amal Aksi Cepat Tanggap (ACT) bernilai fantastis.

Angkanya disebut mencapai Rp 1 triliun per tahun.

Hal tersebut diungkapkan Kepala PPATK Ivan Yustiavandana.

Menurutnya, hal itu berdasarkan laporan hasil analisis yang dilakukannya periode 2018-2019.

"PPATK melihat terkait dengan dana masuk dan keluar dari entitas tersebut pada periode yang dikaji PPATK itu jadi memang nilainya itu luar biasa besar ya. Sekitar Rp 1 triliunan. Jadi dana masuk dan keluar itu per tahun sekitar Rp1 triliun. Jadi bisa dibilang itu cukup banyak," kata Ivan dalam konfrensi pers pada Rabu (6/7/2022).

PPATK, kata Ivan, juga mendalami struktur hingga cara yayasan ACT mengelola dana publik tersebut.

Dia bilang, ACT mengelola uang publik itu untuk sejumlah bisnis kepada perusahaan yang terafiliasi dengan pimpinan ACT.

"Memang PPATK melihat bahwa entitas yang kita lagi bicarakan ini berkaitan langsung dengan usaha yang berkaitan langsung dengan pendirinya, dimiliki langsung pendirinya. Jadi ada beberapa PT di situ. Dan pendirinya termasuk orang yang terafiliasi karena menjadi salah satu pengurus," ungkapnya.

Namun begitu, dia tidak merinci mengenai bisnis yang terafiliasi dengan pimpinan ACT.

Hal pasti, PPATK menemukan adanya transaksi yang masif yang berkaitan dengan bisnis tersebut.

"Ada transaksi memang dilakukan secara masif terkait dengan entitas yang dimiliki si pengurus tadi. Jadi kita menduga ini merupakan transaksi yang dikelola dari bisnis to bisnis. Jadi tidak murni menghimpun dana kemudian disalurkan tapi dikelola dulu dalam bisnis tertentu dan disitu tentunya ada revenue ada keuntungan," katanya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved