Berita Nasional
PPP Tengah Diterpa Masalah, Kepemimpinan Suharo Monoarfa Jadi Sorotan Senior dan Eks Ketua
Kondisi tersebut membuat semua mantan pengurus PPP berkumpul dan merasa resah, gelisah terkait dengan situasi tersebut.
"Tadi ada majelis pakar hadir, ketua pengurus harian, badan otonom juga hadir dalam pertemuan hari ini," katanya.
Muncul isu, respon, bagaimana jika PPP menghilang.
"Ya, kita berdoa saja, karena PPP didirikan oleh para ulama, diharap pada grace road nantinya diakomodir dengan baik," ujarnya.
Menurutnya, Pemilu 2024 berbeda dengan Pemilu sebelumnya.
Di 2024, Pilpres dan Pileg menjadi satu, jadi kalau salah menetapkan pilihan Calon Presidennya akan berpengaruh besar pada Pilegnya.
"Kan banyak juga dibicarakan orang banyak, oleh tokoh, kader dan simpatisan," tegas dia.
Ada pertanyaan juga, KIB, ketum PPP konsepnya apa? Itu dipertanyakan juga.
Jadi kesimpulannya adalah, pertama, ketum PPP harus bisa merubah sikap, merubah cara memimpin partai.
Kedua, tentang konsolidasi organisasi harus sesuai AD/ART sehingga tidak terjadi demonstrasi.
Ketiga, bahasanya ada desakan jika tidak sanggup memimpin partai untuk mundur dari ketum PPP.
"Ini keluh kesah kader, para senior PPP, dalam organisasi semua ada mekanisme, jadi dikembalikan lagi ke mekanisme itu, bila wilayah dan cabang tidak puas dengan kepemimpinan ketum PPP, ada mosi tidak percaya, baru ada muktamar luar biasa. Nah, keluh kesah ini harus didengar ketum, fokus, agar 2024 PPP bisa menang."
"Jika tidak, mending urus yang lain saja, diserahkan kepada orang yang punya waktu cukup, jadi banyak faktor lah," tegas dia.
Nah, pada pertemuan ini, mantan pengurus partai yang saat ini bukan pengurus PPP resah.
Nanti akan ada majelis pertimbangan, pakar dan diserahkan ke pengurus harian untuk dibahas.
"Jika tidak akan ada gejolak yang lebih besar lagi di internal partai," ujarnya.
"Keinginan mereka satu, PPP menjadi besar," tutup Donnie.
Turut hadir, para senior PPP maupun para mantan ketua di PPP di antaranya Imam Saharjo, Anwar Sanusi, Anhar, Astuti, Makmun Halim, Iren, Mualim, Rahma Yakub, Arman Remi, Hendra Dinata, Tati, Rusli Effendi, Ucen, Mukoam, Ubaidillah Murad, Bambang, dan masih banyak lagi.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com