Tahanan Meninggal di Polres Empat Lawang
Keluarga Tahanan Tewas di Sel Polres Empat Lawang Lapor Polda Sumsel, Diduga Dianiaya Oknum Polisi
Keluarga almarhum Ari Putra (28) tahanan tewas di sel Polres Empat Lawang datangi Propam Polda Sumsel lapor dugaan tewas dianiaya oknum polisi.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Keluarga almarhum Ari Putra (28) tahanan tewas di sel Polres Empat Lawang mendatangi Bid Propam Polda Sumsel untuk membuat laporan, Rabu (29/6/2022) sore.
David Sanaki SH, kuasa hukum keluarga tahanan tewas di sel mengatakan, laporan itu sengaja dibuat karena kuatnya dugaan oknum polisi sebagai pelaku penganiayaan.
Tewasnya Ari Putra tahanan tewas di sel Polres Empat Lawang bukan sesama tahanan sebagaimana keterangan dari kepolisian.
"Dan kami juga punya saksi kunci. Teman Ari yang waktu itu sama-sama ditangkap," ujarnya.
Bersama dengan saksi kunci tersebut, keluarga didampingi kuasa hukum mendatangi Polda Sumsel untuk membuat laporan.
Ditambah lagi, sedari awal, keluarga menilai penangkapan terhadap Ari Putra cacat prosedur.
"Waktu Ari diambil (ditangkap) tidak ada surat penangkapan, tidak surat pemberitahuan. Itu sekitar jam sepuluh selasa malam. Pagi-paginya keluarga dapat kabar Ari sudah meninggal justru dari orang lain, bukan pihak kepolisian," ujarnya.
Lanjut dikatakan, setelah mendapat kabar tersebut, keluarga berbondong-bondong mendatangi Polres Empat Lawang karena ingin melihat langsung apa yang terjadi.
Disana mereka juga menjemput rekan Ari yang sebelumnya sama-sama ditangkap.
"Mengetahui itu (Ari Putra meninggal), keluarga bersama warga ramai-ramai datang ke Polres untuk menjemput BY (rekan Ari Putra). Disana ramai-ramai orang berdemo. Ada sekitar empat mobil dengan kekuatan massa lebih kurang 50 orang, maka dikeluarkanlah BY tapi dengan catatan waktu itu," ujarnya.
Dari keterangan BY, keluarga mendapat keterangan soal detik-detik meninggalnya Ari.
Keluarga makin dibuat emosi lantaran jenazah Ari sudah dalam kondisi mengenaskan.
Sejumlah luka bahkan darah segar bahkan masih terlihat hingga proses pemandian jenazah dilakukan.
"Kuping mengeluarkan darah, mulut pecah, kaki dibakar di-necis, rambut dibakar. Makanya kami melaporkan dugaan pembunuhan itu. Semua foto bukti-bukti, kami ada," ujarnya.
Terkait masalah ini, ada sebelah anggota polisi yang sudah dilaporkan ke Bid Propam Polda Sumsel.
Dimana tiga diantaranya disebut keluarga sebagai pelaku utama.
"Kami mendapat respon yang baik dari Yanduan Propam Polda Sumsel dan tadi sudah ada beberapa saksi yang diminta keterangan. Sejumlah bukti juga sudah kami tunjukkan tadi," ujarnya.
Baca berita lainnya langsung dari google news.