Berita OKI

Baru Laku 10 dari 70 Ekor Kambing, Cerita Pedagang Hewan Kurban Idul Adha di Kayuagung OKI

Jelang Hari Raya Idul Adha 1443 H, pedagang hewan kurban Idul Adha di Kayu Agung OKI mengaku masih sepi pembeli. Baru terjual 10 kambing.

Penulis: Winando Davinchi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/WINANDO DAVINCHI
Pedagang kambing Kecamatan Kayuagung mulai menyetok puluhan hewan kurban Idul Adha 1443 Hijriah, Sabtu (25/6/2022) siang. Hingga saat ini pembelian masih sedikit. 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Dua minggu jelang Hari Raya Idul Adha 1443 H, pedagang hewan kurban Idul Adha di Kayu Agung Ogan Komering Ilir (OKI) mengaku masih sepi pembeli. 

Menurut para pedagang sejak membuka lapak hingga mendekati lebaran ini kambing untuk hewan kurban Idul Adha yang terjual baru 10 ekor saja.

Padahal tahun lalu, dalam waktu satu minggu hewan kurban yang terjual untuk Idul Adha mencapai 15 hingga 20 ekor. Omzet penjualan pun turun hingga 50 persen.

"Kalau sekarang memang masih sepi yang beli, seminggu terakhir jualan baru terjual 10 ekor kambing," kata Endra pedagang hewan kurban di Jl Perumahan Guru, Kelurahan Kutaraya, Kayuagung, Sabtu (25/6/2022) siang.

Meskipun sepi pembeli, Endra masih yakin jika seminggu mendekati lebaran penjualan bisa meningkat dan mulai ramai langganan yang memesan kambing dagangannya.

"Untuk lebaran kali ini, saya sudah menyiapkan kurang lebih 70 ekor kambing dengan berbagai jenis. Semoga saja habis terjual," ujarnya.

Baca juga: BKSDA Turunkan Tim Cek Buaya Muara OKU Timur, Imbau Warga Kurangi Aktivitas di Lokasi

Dijelaskan stok kambing yang dijual pasokannya berasal dari Lampung, Sungai Pinang Kabupaten Ogan Ilir (OI). Tetapi kebanyakan dari Lampung.

"Kalau untuk kambing paling murah jenis kacang dan lokal mulai harga Rp 3.000.000 – Rp 3.500.000 per ekor,"

"Sedangkan kambing ukuran besar jenis etawa atau kawin silang berkisar Rp 4.000.000 – Rp 5.000.000 per ekornya," jelas Endra.

Masih kata dia, hewan-hewan kurban yang dijual ini seluruhnya dalam keadaan sehat dan dari fisik tidak ada cacat.

"Apalagi sekarang ini ada wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) jadi kesehatan perlu diperhatikan," tambahnya.

Dirinya berharap agar seluruh stok hewan kurban yang dimilikinya dapat laku terjual semua.

Sama halnya dirasakan Bandi yang sudah beberapa tahun ini, setiap jelang Idul Adha, dia berjualan kambing kurban di Kayuagung.

"Baru laku 5 ekor beberapa hari ini. Alhamdulillah tetap disyukuri," kata dia.

Ditambahkannya, ia menjual kambing kurban berjenis kacangan atau kambing lokal. Ia menjual hewan kambing qurban mulai dari Rp 3.000.000 hingga Rp 5.000.000. Tergantung jenis dan ukuran.

Bandi mengatakan, setiap kambing kurban yang terjual, Ia memperoleh keuntungan sekitar rata-rata Rp 200 – 400 ribu. Bagaimana bila dagangannya tidak terjual habis.

"Bila tidak laku ya saya pelihara sendiri, diperanakkan dan dijual di tahun berikutnya," pungkasnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved