Petani Inovatif HUT Tribun Sumsel
Bukan Petani Biasa, Kustanto Ekspor Hasil Pertanian Ke Australia, Kembangkan Talas Beneng di Sumsel
Kustanto PNS pertanian selain pelaku dalam bertani kini terus berjuang memajukan pertanian khususnya di Lahat mengajak petani menanam talas beneng.
TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT - Senang bertani dan tekad memajukan pertanian di Kabupaten Lahat menjadi kalimat pembuka yang terlontar dari Kustanto SP, seorang petani talas beneng di Kabupaten Lahat.
Bukan petani biasa, Kustanto yang juga PNS pertanian ini, selain pelaku dalam bertani kini terus berjuang memajukan pertanian khususnya di Kabupaten Lahat, dengan mengajak petani menanam talas beneng.
Tak saja sudah menikmati hasil dari talas beneng, belum lama ini ia baru saja mendapat penghargaan dari Gubernur Sumsel, H Herman Deru, sebagai terbaik I sebagai petani inovatif di Sumatera Selatan. Seperti apa perjalanan Kustanto dalam melakoni pertanian talas beneng, berikut petikan wawancaranya bersama Ehdi Amin, wartawan Sripoku.com (grup Tribunsumsel.com).
Di Kabupaten Lahat mayoritas komodity pertanian yakni kopi, padi, karet dan sawit. Tetapi Pak Kustanto tanam talas beneng. Apa alasan bapak?
Semua hasil pertanian itu baik dan punya nilai serta potensi untuk peningkatan ekonomi keluarga tergantung bagaimana kita mengolahnya. Tapi tidak ada salahnya jika kita mencoba hal lain. Apalagi hal itu punya potensi yang lebih besar. Katakanlah talas beneng yang dahulunya dianggap tanaman liar tanpa manfaat saat ini pangsa pasarnya terbuka dan diminati pasar di Luar Negeri sehingga sangat menjanjikan. Dan tentunya ini tidak lepas dari hitung hitungan dan efesiensi kita dalam bertani.
Alhamdulillah saya juga menanam komodity lain seperti karet. Kenapa saya menanam talas beneng juga, karena harga jualnya ada kemudian dari umbi hingga ke daun talas beneng ini bisa dijual dan menjadi cuan. Umbi talas beneng selain bermanfaat bagi penderita berbagai jenis penyakit seperti penderita diabetes dan hipertensi. Tak hanya itu baik juga untuk pencernaan, penglihatan, kesehatan kulit, fungsi kognitif, fungsi sistem imun, mencegah penyakit jantung, anti kanker serta menurunkan berat badan. Juga bisa diola menjadi berbagai jenis makanan produk olahan seperti tepung beneng, beras beneng, macaroni, mie, brownies dan olahan makanan lainya.
Sementara daunya, kini diminati orang luar negeri. Daun talas beneng menjadi substitusi atau pengganti tembakau dan disebut sebut lebih baik dari tembakau karena tidak memiliki kandungan nokotin. Disisi lain, menanam talas beneng tidak terlalu sulit sementara masa panen sangat cepat dibanding jika menanam kopi. Empat bulan pasca tanam, daun talas beneng sudah bisa dipetik dan dijual. Setelah itu, panen bisa dilakukan satu bulan sekali. Sementara, umbi minimal umur dua tahun sudah bisa panen.
Sejak kapan bapak mulai menanam talas beneng dan apa kesulitanya?
Saya memulai menanam dengan jumlah banyak hingga ribuan batang di awal tahun 2021. Kala itu, talas beneng mulai booming karena diminati pasar luar negeri. Sejauh ini tidak ada kendala yang cukup berarti. Hanya saja, kita belum bisa mengembangkan lebih banyak karena terbatas oleh lahan. Talas beneng bisa dikatakan tanaman yang tidak rewal. Dia bisa hidup di wilayah dengan suhu cukup dingin seperti Pagar Alam dan di sebagian wilayah di Kabupaten Lahat seperti kecamatan Jarai, Tanjung Sakti, Kota Agung dan beberapa kecamatan lainya. Disuhu daerah panas talas beneng ini juga bisa hidup. Bahkan, untuk daun bisa lebih cepar dalam proses pengeringan.
Selain itu, talas beneng bisa ditumpang sari seperti di kebun karet, kopi dan komudity pertanian lainya. Hamanya, yakni rumput dengan hewan babi liar. Jika diberikan pupuk dan tanah gembur tanaman talas beneng akan semakin subur dan hasilnya memuaskan.
Seperti apa hasil yang sudah didapat dari tanaman talas beneng?
Alhamdulillah talas beneng yang saya tanam sudah panen. Saat usinya tanam empat sampai tujuh bulan saya bisa memproduksi dua ton perbulan. Selanjutnya diatas umur tujuh bulan sudah rata rata perbulan sampai tiga hingga empat ton perbulan. Sementara untuk umbi yang sudah berumur dua hingga tiga tahun dengan populasi 10 ribu batang talas beneng sekali panen bisa mencapai 80 ton atau jika kita jual kita bisa mendapatkan Rp80 juta.
Untuk penjualan sendiri?
Untuk saat kita ekspor ke Negara Australia melalui eksportir yang ada di tanah air. Dan saat ini sedang proses kerjasama dengan Korea yang juga meminati talas beneng ini untuk berbagai kebutuhan. Untuk skala lokal kita juga memproduksi tanaman talas beneng untuk makanan olahan, minuman dan juga tembakau.
Apakah bapak sudah puas dengan hasil yang didapat?
Untuk materi tentu saya merasa bersuyukur terhadap apa yang didapat dari menanam talas beneng termasuk saat ini sudh bisa membuka peluang kerja. Namun, karena saya juga PNS Fungsional yang bertugas dibidang pertanian tentu saya belum puas. Karena saya ingin potensi talas beneng ini juga dimanfaatkan petani petani di Sumsel khususnya di Lahat. Saya punya kewajiban dan beban moral bagaimana petani bisa maju dan makmur.
Makanya, seraya mengajak saya terlebih dahulu mencoba. Saya harus jadi pelaku, harus menjalani. Setelah menuai hasil baru saya mengajak petani lain untuk menanam talas beneng ini. Saya juga membuka Pembina pusat pelatihan pertanian perdesaan swadaya (P4s) Ayu Ga farm lembaga ini saya dirikan untuk wadah bagi petani yang ingin konsultasi dan gratis.
Untuk saat ini seperti apa pengembagan talas beneng di Lahat dan Sumsel?
Ya, alhamdulillah saat ini sudah banyak petani di Lahat yang menanam talas benenh seperti di kecamatan Jarai, Kecamatan Kikim Area, Pulau Pinang, Lahat dan beberapa Kecamatan lain. Kebetulan saya juga dipercaya sebagai
Ketua Komunitas Talas Beneng Sumsel. Untuk itu kita juga akan kembangkan di Sumsel dan dalam waktu dekat ini Pemkab Pali-Sumsel siap mengembangkan talas beneng ini yang bermitra denhan komonitas talas beneng sumsel.
Kemudian, untuk memudahkan petani kita juga saat ini menampung hasil talas beneng milik petani baik di Lahat maupun di Kabupaten lain. Dan sejauh ini sudah banyak yang menjual hasil talas beneng ke kita.
Menurut bapak seperti apa jika mau sukses dalam bertani?
Harus berani menjalaninya. Harus menjadi pelaku pertanian. Mau belajar dan terbuka dengan pengetahuan. Gigih dalam mengola pertanian yang di lakoni dan mampu memanfaatkan peluang pasar yang ada.
Apa pesan bapak kepada petani di Lahat?
Sebelumnya saya minta maaf. Meski mungkin kapasitas saya tidak sampai kepada untuk memberikan pesan setidaknya ini berbagai saja. Kepada para petani agar tidak ego dalam bertani. Maksudny, tidak mau membuka diri kepada sesuatu yang baru. Baik itu komuditynya, tehnologinya maupun pengetahuan. Karena ilmu itu tidak berlaku absolut. Banyak ilmu yang diberikan Allah. Tinggal kita mau tidak untuk mendapatkan ilmu tersebut. Jangan terjebak dalam pola lama dan tidak mau mencoba pola baru, berinovasi dan membuat terobosan. Seperti talas beneng dahulu mungkin dianggap tanaman liar tapi ternyata banyak manfaat dan khasiatnya. (ehdi amin)
Bio file
Nama : Kustanto, SP
TTL. : Grobogan 5 Juli 1965.
Istri. : Hermaini, SPd
Anak
1. Trubus Airlangga STp Msi
2. Wenny Ayu lestari SFarmApt
3. Yoga Firmananto, ST
Baca berita lainnya langsung dari google news.