Berita Nasional

Profesor Jusuf : PNS Bukan Lagi Pekerjaan Idaman

Banyak yang ingin jadi PNS karena saat usia 55 tahun dapat uang pensiun. Padahal karyawan swasta juga setelah pensiun akan dapat uang pensiunan.

Tribun Kaltim/Tribunnews
Ilustrasi Uang 

TRIBUNSUMSEL.COM - Banyak yang ingin jadi PNS karena saat usia 55 tahun dapat uang pensiun.

Padahal karyawan swasta juga setelah pensiun akan dapat uang pensiunan.

Calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dikabarkan berduyun-duyun mengundurkan diri setelah dinyatakan lolos.

Satya Pratama, Kepala Biro Hukum, Humas dan Kerja Sama Badan Kepegawaian Negara (BKN) menyebutkan bahwa alasan utama mereka mundur ialah besaran gaji dan penempatan kerja.

Menanggapi persoalan itu, Guru Besar Manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Airlangga (Unair) Prof Jusuf Irianto menjelaskan bahwa hal tersebut adalah fenomena yang sangat menarik untuk terus diperhatikan.

“Posisi PNS menjadi incaran para pelamar kerja, itu dulu. Namun sekarang, terdapat pilihan lain berupa pekerjaan atau profesi yang lebih menarik. Kini sektor publik (pemerintah, Red) bersaing dengan sektor lain (perusahaan swasta Red) dalam mendapatkan SDM bertalenta untuk bersedia diajak bekerja sama mencapai tujuan dan target yang ditetapkan,” ujar Prof Jusuf, dilansir dari laman Unair.

Menurut Jusuf, pemerintah harus memiliki strategi yang tepat untuk mendapatkan SDM terbaik dan bertalenta.

Tujuannya tentu, mendukung pelayanan publik yang baik serta sebagai core business sektor publik.

Sistem manajemen yang efektif Prof Jusuf mengatakan, saat ini hampir semua employers atau pemberi kerja telah mendesain sistem manajemen dan pengembangan SDM lebih efektif.

Seperti, membangun budaya dan kepemimpinan yang kondusif dan suportif, mengubah wajah workplace sesuai kadar era digitalisasi menggunakan teknologi yang canggih, serta sistem kerja lebih lentur alias fleksibel.

Selain itu, banyak employers juga memberikan skema kebijakan organisasi yang lebih atraktif.

Misalnya, paket gaji dan remunerasi yang adil dan menggiurkan, serta jenis pekerjaan yang lebih menantang. Hal tersebut bertujuan menarik perhatian tenaga kerja yang potensial agar bersedia diajak bekerja sama sekadar menjadi staf atau duduk dalam posisi level manajemen.

“Jika birokrasi pemerintah sebagai workplace tak bertransformasi, maka jangan harap generasi milenial dan generasi Z yang dominan dalam labour market memiliki preferensi yang kuat untuk bergabung atau bekerja di sektor publik. Mereka cenderung memilih tempat kerja yang sesuai dengan karakter generasi jaman now,” jelas dosen Departemen Administrasi Publik itu.

Artikel ini telah tayang di Kompas

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved