Kualifikasi Piala Asia 2023
Shin Tae-yong Dikirimi Surat Terbuka Jelang Timnas Indonesia Tampil di Kualifikasi Piala Asia 2023
Hal ini berkaitan dengan prestasi Timnas U23 Indonesia yang tak bisa meraih juara dalam perhelatan SEA Games Vietnam.
Salah satu kepastian itu jika coach Shin Tae-yong mampu memberikan tanda-tanda adanya kemenangan dan prestasi yang baik dari kesebelasan Indonesia. Itu pertanda arah kepastian. Jika tidak, kami cuma melihat bayang-bayang baur yang dapat menimbulkan sejuta perdebatan.
Pelatih Shin Tae-yong yang terhormat,
Menyimak penampilan kesebelasan nasional, salah satu yang nampak kelemahan yang menonjol adalah operan atau passing kesebelasan Indoensia yang tidak akurat.
Akibatnya, bola yang sudah susah payah direbut atau dikuasai, malah dengan begitu mudah diberikan beralih ke lawan.
Terlepas begitu saja. Kelihatannya, pemain Indonesia yang menjadi anak asuh coach Shin Tae-yonh masih perlu diajarkan, terus diingatkan dan dididik dengan keras kembali, bagaimana melakukan hal-hal elementer seperti ini.
Kami juga menyaksikan, ketika para pemain Indonesia menguasai bola untuk membangun serangan, umumnya tak ada pemain yang berlari tanpa bola untuk mencari posisi terbaik menerima operan atau umpan.
Ini juga menyangkut visi. Manakala Indoensia membangun serangah dari bawah dari kaki ke kami, tentu ada tujuanya, yakni membuka peluang masuk ke pertahanan lawan. Bukan sekedar “utak-atik” bola tanpa tujuan, dan kalau sudah terdesak malah dibalikan kembali ke belakang.
Memang terdapat sejumlah pengecuali, belari tanpa bola beberapa kali dilakukan pemain depan saat membangun seragan dengan umpan terobosan.
Tanpa diduga ada penyerang kita yang berlari tanpa bola dan siap menerima umpan dari belakang sehingga mengacaukan pertahanan lawan.
Selebih, pada umumnya pemain seperti bingung apa yang harus mereka lakukan.
Hal elementer lainnnya, para pemain juga jarang “menjemput bola” atau memotong bola lawan.
Pemain Indonesia didikan coach Shin Tae-yong cenderung menunggu bola di belakang pemain lawan. Akibatnya lawan lebih mudah menerima operan dari kawannya dan memguasai bola.
Ada satu lagi kelemahan yang paling fatal. Hilang atau berkurangnya “naluri membunuh” dari pemain Indonesia.
Maksudnya, masih sangat buruknya “finishing touch “ para pemain. Banyak peluang hilang karen buruknha penyelesaian akhir.
Ke depan “naluri membunuh” alias menjebloskan bola ke gawang lawan harus sangat ditingkatkan lagi. Pertandingan bola adalah bagaimana cara memasukan bola ke gawang lawan, betapapun kecilnya peluang yang ada.
Seorang pelatih Brazil pernah mengatakan, tidak apa gawang kita banyak kebobolan, asalkan kita dapat membobol gawang lawan lebih banyak lagi!
Pelatih Shin Tae-yong yang terhormat,
Sudah saatnya coach Shin Tae-yong memberikan kemenangan dan gelar kepada kesebelasan Indonesia.
Apapun metodenya, apapun proaes, tujuan akhir dari sebuah pertandinganan sepak bola adalah memengkan pertarungan dan meraih gelar juara.
Bangsa Indonesia sudah sangat rindu terhadap pencapaian ini. Terserah mau adanya dan dipakainya pemain keturunan yang bermain di luar negeri, lewat naturalisasi, pemain lokal atau pun pemain muda atau tua, tak soal. Pokoknya ada hasil yang melegakan.
Soal bagaimana strategi dan taktik mencapai kemenangan itu, tentu coach Shin Tae-yong lebih faham.
Apakah mau mengandalkan 4-4-2, atau 4-3-3 atau memakai tiga bek dan striker murni atau tidak, dan sebagainya, itu sepenuhnya kemampuan dan otoritas coach Shin Tae-yong.
Namun 220 juta penduduk Indonesia mendambakan kapan terbukti Indonesia menang dan juara.
Setelah sekitar dua tahun coach Shin Tae-yong meminpin pasukan Indonesia, kini saatnya coach Shin Tae-yong membuat pipa penyaluran luapan emosi pengemar sepak bola Indonesia dengan memberikan prestasi dan gelar buat kesebelasan Indonesia.
Terima kasih!*
Wina Armada Sukardi, analisis sepak bola.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Surat Terbuka untuk Shin Tae-Yong: Kami Merindukan Kemenangan Timnas Indonesia