Kualifikasi Piala Asia 2023
Shin Tae-yong Dikirimi Surat Terbuka Jelang Timnas Indonesia Tampil di Kualifikasi Piala Asia 2023
Hal ini berkaitan dengan prestasi Timnas U23 Indonesia yang tak bisa meraih juara dalam perhelatan SEA Games Vietnam.
Menilik statistik dari 20 pertandingan di bawah kepemimpinan coach Shin Tae-yong , Indonesia cuma mencapai kemenangan 9 kali atau 47 persen.
Lalu lima kali imbang, dan enam kali kalah. Data ini. sebuah capaian yang masih di bawah standar.
Kalau sebuah rapot anak sekolah, untuk kelulusan menimal di angka rata-rata 60 persen dari rentang 100 persen, prestasi kesebelasan Indonesia termasuk masih belum lulus.
Apalagi dengan catatan Indonesia belum dapat mengalahkan dua pesaing utamanya di tingkat Asean, Vietnam dan Thailand.
Dengan begitu kekhawatiran bagaimana prestasi masa depan kesebelasan Indonesia, menjadi sesuatu yang wajar saja.
Pelatih Shin Tae-yong yang terhormat,
Salah satu kelemahan dari pemain Indonesia ialah kurangnya sikap disiplin terhadap diri sendiri.
Pemain Indonesia tidak terbiasa tampil “sampai titik darah terakhir dengan segala derita.”
Tidak mengherankan, pemain Indonesia sering tidak sanggup bersaing jika bermain pada klub internasional yang membutuhkan disiplin tinggi.
Kehadiran coach Shin Tae-yong yang menerapkan dan membangun disiplin kepada para pemain Indonesia, merupakan sesuatu yang sangat positif.
Terlihat mulai ada perubahan budaya dalam disiplin para pemain Indonesia. Dengan mulai munculnya disiplin yang tinggi, pemain juga mulai dapat lebih fokus.
Mereka lebih tegar menghadapi pertandingan, kendati belum sampai terlihat “mau berkorban sampai penderitaan dan kemampuan terakhir.”
Munculnya sedikit demi sedikit budaya disiplin, jelas sesuatu yang berharga dalam pengembangan dunia sepak bola Indonesia.
Dengan terbangunnya budaya disiplin, sepak bola Indonesia mempunyai fondasi yang kuat untuk berkembang. Ini merupakan sumbangsih dari coach Shin Tae-young.
Lain dari coach Shin Tae-yong mampu menemukan dan melahirkan pemain-pemain muda sangat potensial. Ronaldo Kwateh, Ferdinan Merselino, Pratama Arhan, dan Rizky Ridho sekedar menyebut beberapa nama sebagai contoh.