Berita Sumsel Maju untuk Semua

Pemprov Sumsel Kejar Target Turunkan Angka Prevalensi Stunting Sesuai Target Nasional 14 %

Wakil Gubernur Sumsel H. Mawardi Yahya mengaku optimis Pemprov Sumsel mampu menurunkan angka prevalensi stunting di Sumsel menjadi 14 %.

Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Vanda Rosetiati
Humas Pemprov Sumsel
Wakil Gubernur Sumsel H. Mawardi Yahya saat membuka Rapat Koordinasi Teknis Kerjasama Kemitraan dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Sumsel Tahun 2022, Rabu (25/5/2022) di Hotel Beston. 

Melalui rakornis ini Wagub Mawardi juga berharap akan dapat menghasilkan berbagai kesepakatan yang dapat mendukung upaya percepatan penurunan stunting di Sumatera Selatan khususnya.

Sementara itu Kepala BKKBN Sumsel Mediheryanto mengatakan untuk mensinergikan percepatan stunting itu saat ini pihaknya sudah membentuk tim stunting berjenjang dr Provinsi Sumsel dengan SK Gubernur, kemuskan di masing-masing Kab/Kota dengan SK Bupati/walikota serta kecamatan, desa dan kelurahan.

Ada beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan dalam rangka percepatan penurunan angka stunting yakni peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kab/Kota dan Pemerintahan Desa.

Kedua yakni peningkatan komunikasi perubahan prilaku dan pemberdayaan masyarakat.

Ketiga yakni peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif di K/L Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kab/Kota dan Pemerintah Desa.

Keempat peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, masyarakat dan kelima penguatan dan pengembangan sistem data, informasi, riset dan inovasi.

"Untuk mengimplementasikan strategi itu juga diperlukan penyediaan data keluarga beresiko stunting. Melakukan pendampingan kepada calon pengantin, melakukan survei keluarga resiko stunting serta melakukan pendekatan kepada keluarga terutama keluarga beresiko. stunting. Ini yang kita cegah agar tidak jadi stunting," ujar Medi.

Menurut Medi penurunan stunting ini penting dilakukan karena anak stunting ini cenderung tidak bisa mengikuti pendidikan seperti anak lainnya.

Begitupun kemampuan berpikir anak stunting lebih lemah bahkan mereka juga rentan terserang penyakit kronis yang akut.

" Makanya penurunan ini penting sekali," jelasnya.

Sebelumnya tahun 2021 ini Sumsel telah berhasil menurunkan angka stunting. Hasil SSGBI tahun 2019 menunjukkan Sumatera Selatan menempati kategori provinsi kategori tinggi prevalensi stunting yaitu 28,98 persen.

Kemudian hasil survei status gizi Indonesia (SSGI, tahun 2021) menyebutkan, prevalensi balita stunted di sumatera selatan sebesar 24, 8 persen.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved