Berita Tanjung Enim Kota Wisata

Sepanjang 2021, PTBA Salurkan Dana TJSL Sebesar Rp 166,2 Miliar

PT Bukit Asam Tbk tahun 2021 telah menyalurkan dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sebanyak Rp 166,2 miliar.

Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Vanda Rosetiati
Dokumentasi PTBA
PT Bukit Asam Tbk menggelar rapat umum pemegang saham tahunan untuk Tahun Buku 2021 di Jakarta, Selasa (24/05/2022). 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk tahun 2021 telah menyalurkan dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sebanyak Rp 166,2 miliar.

Hal ini terungkap dalam rapat umum pemegang saham tahunan untuk tahun buku 2021 di Jakarta, Selasa (24/05/2022).

Direktur Utama PTBA Tbk Arsal Ismail dalam Sekretaris Perusahaan (Sekper) PTBA Tbk Apollonius Andwie dalam siaran persnya mengatakan bahwa untuk tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL).

Pada 2021, PTBA telah menyalurkan dana usaha mikro kecil (UMK) sebesar Rp5,5 miliar yang ditujukan pada sektor perdagangan, jasa, perikanan, industri, dan perkebunan.

" Sebanyak 127 mitra tercatat sebagai UMK binaan baru dan 240 mitra berhasil menjadi UMK binaan naik kelas. Tidak hanya itu, PTBA juga menyalurkan dana tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) sebanyak Rp166,2 miliar," katanya.

Dijelaskannya bahwa dana ini ditujukan untuk beberapa pilar yaitu sosial sebesar Rp90,2 miliar, ekonomi sebesar Rp29,9 miliar, lingkungan sebesar Rp31,9 miliar, serta hukum dan tata kelola sebesar Rp14,2 miliar.

" Untuk progres proyek pengembangan gasifikasi batu bara, dengan terbitnya Perpres 109 tahun 2020 yang ditandatangani pada 17 November 2020 oleh Presiden Joko Widodo, menjadikan 2 (dua) proyek PTBA masuk menjadi PSN (Proyek Strategis Nasional). Salah satu diantaranya yakni hilirisasi gasifikasi batu bara di Tanjung Enim,"katanya.

Ia juga mengatakan bahwa proyek strategis nasional ini akan dilakukan selama 20 tahun, dengan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar USD 2,3 miliar atau setara Rp 32,9 triliun.

" Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG sebesar 1 juta ton per tahun,kemudian untuk PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2×620 MW merupakan proyek strategis PTBA dengan nilai mencapai US$ 1,68 miliar," jelasnya.

Ia juga mengatakan PLTU ini merupakan bagian dari proyek 35 ribu MW dan dibangun oleh PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP),PT HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd.

Progres pembangunan proyek PLTU yang nantinya membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun int telah mencapai penyelesaian konstruksi sebesar 95 % hingga akhir Desember 2021.

" Pembangkit listrik ini diharapkan bisa beroperasi penuh secara komerstal pada tahun 2022. PLTU Sumsel 8 memanfaatkan teknologi PLTU ramah lingkungan supercritical. PLTU juga menerapkan teknolgi flue gas desulfurization (FGD) yang berfungsi meminimalisasi sulfur dioksida (SO2) dari emisi gas buang PLTU," katanya.

Ia juga mengatakan untuk pengembangan PLTS ,Ekspansi bisnis perusahaan ke sektor energi baru dan terbarukan juga mulai bergulir.

Salah satu wujud pengembangannya yakni PLTS di bandara Soekarno Hatta bekerjasama dengan PT Angkasa Pura Il (Persero).

PLTS tersebut terdiri dari 720 solar panel system dengan photovoltaics berkapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di gedung airport operation control center (AOCC). PLTS beroperasi penuh pada 1 Oktober 2020.

" Perseroan saat ini juga akan mengembangan PLTS di area lahan pasca tambang Perseroan yakni PLTS di Tanjung Enim dengan kapasitas sampai dengan 200 MW dan total area 224 Ha, lalu PLTS di Ombilin dengan kapasitas sampai dengan 200 MW dan total area 201 Ha dan PLTS di Bantuas, Kalimantan Timur dengan kapasitas sampai dengan 200 MW," ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya PTBA bersama PT Jasa Marga (Persero) Tbk juga tengah melakukan penjajakan potensi kerja sama pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di jalan tol Jasa marga group yang ditandai dengan penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) pada 2 Februari 2022.

Pihaknya juga menerangkan bahwa proyek angkutan batu bara, PTBA bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Saat ini juga sedang mengembangkan proyek angkutan batu bara jalur kereta api dengan kapasitas 72 juta ton/tahun pada tahun 2026 yang terdiri dari yakni pengembangan jalur baru berupa pengembangan angkutan batu bara relasi Tanjung Enim – Keramasan dengan kapasitas 20 juta ton/tahun yang dibangun oleh PT KAI (Dermaga) dan PTBA.

" Proyek angkutan batu bara PTBA bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengembangkan proyek angkutan batu bara jalur kereta api dengan kapasitas 72 juta ton/tahun. Pada tahun 2026 yang terdiri dari yakni pengembangan jalur baru pengembangan angkutan batu bara relasi Tanjung Enim – Keramasan dengan kapasitas 20 juta ton/tahun yang dibangun oleh PT KAI (Dermaga) dan PTBA (Train Loading System beserta Coal Handling Facility) direncanakan akan beroperasi pada triwulan IV 2024,"katanya.

Disamping itu juga tambahnya, PTBA juga sedang mengembangkan angkutan batu bara ke dermaga Perajen dengan kapasitas angkut 20 juta ton/tahun dan direncanakan akan beroperasi pada triwulan Ill 2026.

" Pengembangan fasilitas eksisting yakni, Tanjung Enim – Arah Utara berupa Dermaga Kertapati, peningatan kapasitas jalur eksisting dari 5 juta ton menjadi 7 juta ton dan telah diselesaikan pada 2021. Lalu, Tanjung Enim – Arah Selatan: Tarahan-1, peningatan kapasitas jalur eksisting dari 21,4 juta ton menjadi 25 juta ton dan telah diselesaikan pada 2021,"pungkasnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved