Berita OKI
Petani di OKI Mulai Ramai Tanam Ubi Racun, Ini Perhitungan Keuntungannya
Petani di Ogan Komering Ilir mulai ramai menanam ubi racun, Ini perhitungan keuntungan tanam ubi racun.
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG- Masyarakat di wilayah Desa Sriguna, Kecamatan Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir mulai ramai menanam ubi kayu.
Puluhan hektar lahan ubi racun atau singkong karet ini ditanami di dataran tinggi yang tidak dapat dijadikan areal persawahan.
Saat ini harga ubi racun mencapai Rp 1.900 per kilogram.
Harga itu sedang tinggi-tingginya dan membuat para petani lebih semangat menanam ubi kayu ini.
Seperti disampaikan salah satu petani ubi kayu di Desa Sriguna, Aan, Rabu (18/5/2022) siang.
Umumnya petani ubi racun di Kabupaten OKI, menjual hasil penennya ke pabrik pengolahan tepung tapioka.
"Dikarenakan harga jual yang tinggi dari yang sebelumnya hanya sekitar Rp 1.200 saat ini meningkat hampir Rp 2.000 perkilo membuat masyarakat mulai meminati menanam ubi racun. Bahkan lahan yang dulunya kosong sudah mulai dibuka," ujarnya saat ditemui dilahan miliknya, Rabu (18/5/2022) siang.
Disebutkannya, bertani ubi racun tidak sesulit merawat tanaman plawija seperti kacang tanah, tomat dan cabe.
Masa panen cuku singkat hanya 7 - 10 bulan, dan tidak terlalu banyak perawatan maupun pestisida.
"Bertani ubi racun dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, dan cukup menjanjikan. Apalagi hasil panen yang tinggi," terangnya.
Baca juga: Penyebab Kebakaran Jalur 27 Air Sugihan OKI Tadi Pagi, Asap Hitam Mengepul
Lahan miliknya sendiri memiliki luas 4 hektar dimana setiap kali panen keuntungan yang didapat bisa mencapai Rp 32.000.000.
"Ya lumayan besar untungnya, apalagi kalau ubi yang dihasilkan kualitas bagus. Per hektar keuntungan bisa di atas Rp 15.000.000," kata dia.
"Makanya hampir sebagian besar masyarakat disini memilih menanam ubi dari pada sayuran atau palawija," imbuhnya.