Berita Pemilu 2024
Minyak Goreng Disebut Jadi Penyebab Elektabilitas PDIP Turun dan Terendah dalam Dua Tahun Terakhir
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, secara tren, elektabilitas PDIP dalam survei ini menjadi yang terendah.
TRIBUNSUMSEL.COM - Ajang pemilihan umum (Pemilu) baru akan digelar pada tahun 2024.
Sejumlah isu panas sudah terjadi.
Salah satunya ialah tentang survei yang mulai keluar.
PDIP menduduki posisi pertama dengan persentase 23,7 persen, jika pemilu digelar hari ini.
Hal itu berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia.
Elektabilitas PDIP diikuti Gerindra (11,4 persen), Partai Golkar (10,9 persen), PKB (9,8 persen), Demokrat (9,1 persen) dan, PKS (5,5 persen).
Namun, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, secara tren, elektabilitas PDIP dalam survei ini menjadi yang terendah dalam dua tahun terakhir.
Burhanuddin menjelaskan, elektabilitas PDIP mengalami tren penurunan seiring turunnya approval rate dari Presiden Jokowi sebesar 59,9 persen.
"Kita punya pola ketika approval Pak Jokowi turun, yang paling terdampak adalah PDIP, dan datanya mengatakan demikian."
"Jadi PDIP di April meskipun masih unggul, itu mendapatkan 23,7 persen, turun dibanding sebelumnya 26,8 turun."
"Meskipun masih unggul, tetapi elektabilitasnya dibanding Februari turun," jelas Burhan dalam rilis survei yang digelar secara virtual, Selasa (26/4/2022).
Dia mengatakan, untuk partai lain seperti Gerindra, Golkar, PKB, dan Demokrat, tak banyak berubah.
Burhan menambahkan, tren PDIP dalam survei kali ini bukanlah yang terendah.
Burhan menyebut PDIP pernah meraih persentase elektabilitas 21-22 persen sebelum Pemilu 2019.
"Tapi kalau kita lihat data tadi, PDIP sudah turun dibanding sebelum-sebelumnya."
"Jadi dalam waktu dua tahun terakhir ini elektabilitas PDIP yang paling rendah, karena memang approval Presiden Jokowi ya memang relatif rendah di April ini, karena minyak goreng."
"Jadi minyak goreng jangan di-underestimate ya."
"Minyak goreng memang terkesan sederhana, tetapi efeknya luar biasa terhadap perpolitikan," beber Burhan.
Baca juga: Demokrat Sebut Merampok Bangsa Sendiri Jika Benar Dana Minyak Goreng untuk Tunda Pemilu
Baca juga: Megawati Tegaskan Tak Ada Penundaan Pemilu 2024 Sekaligus Lawan Keinginan Luhut tentang Penundaan
Cuma Enam Partai Lolos Ambang Batas Parlemen
Hasil survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan, hanya ada enam partai politik yang lolos ambang batas parlemen.
PDIP menduduki posisi pertama dengan persentase 23,7 persen, diikuti Gerindra (11,4 persen), Partai Golkar (10,9 persen), PKB (9,8 persen), Demokrat (9,1 persen), dan PKS (5,5 persen).
Sisanya, seperti NasDem, PPP, dan PAN, terancam tidak lolos ambang batas parlemen. Bahkan, elektabilitas PAN disalip oleh Partai Perindo.
Berikut ini hasil survei Indikator Politik Indonesia:
PDIP: 23,7 persen
Gerindra: 11,4 persen
Golkar: 10,9 persen
PKB: 9,8 persen
Demokrat: 9,1 persen
PKS: 5,5 persen
NasDem: 3,9 persen
PPP: 3,3 persen
Perindo: 2,1 persen
PAN: 1,1 persen
Hanura: 0,6 persen
Berkarya: 0,3 persen
PSI: 0,3 persen
PBB: 0,3 persen
Garuda: 0,3 persen
PKPI: 0,0 persen
Gelora: 0,0 persen
Ummat: 0,0 persen
Lainnya: 0,0 persen
Tidak tahu/tidak jawab: 17, persen.
Survei ini dilakukan pada 14-19 April 2022 setelah aksi unjuk rasa mahasiswa menolak penundaan pemilu dan wacana tiga periode masa jabatan presiden.
Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.220 orang.
Asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar kurang lebih 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka langsung oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara acak, yakni sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor, dengan kembali menandatangani responden terpilih (spot check).
Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. (Reza Deni)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Elektabilitas PDIP Terendah dalam Dua Tahun Terakhir, Minyak Goreng Jadi Penyebab.