Berita Palembang

Sosok Kartini di Mata Millenial, Gadis Palembang 2015: Jiwai Karakter dan Semangat di Era Teknologi

Kartini di masa kini? Menurut Gadis Palembang 2015 Risya Monica Syarnoeby, Hari Kartini bukanlah hari yang biasa.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/LINDA TRISNAWATI
Sosok Kartini di mata Millenial menurut Risya Monica Syarnoeby yang juga Gadis Palembang 2015 yang dijiwai karakter dan semangat di era teknologi. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Hari Kartini diperingati setiap 21 April di Indonesia. Peringatan ini bertujuan memperingati dan menghormati perjuangan RA Kartini dalam mewujudkan kesetaraan gender di semua bidang.

Lalu bagaimana Kartini di masa kini? Menurut Risya Monica Syarnoeby, Hari Kartini bukanlah hari yang biasa.

Sosok Kartini di mata Millenial menurut Risya Monica Syarnoeby yang juga Gadis Palembang 2015 yang dijiwai karakter dan semangat di era teknologi.

"Saya selalu memaknai Hari Kartini dengan melihat karakter-karakter yang ada dalam dirinya. Sosok yang sangat luar biasa memperjuangkan banyak hal. Ketika hari kartini tiba, semangat-semangat baru selalu saya tanamkan," kata Risya, Kamis (21/4/2022)

Menurut Bujang Gadis Palembang 2015 ini, banyak hal yang bisa diteladani dari sosok Kartini seperti percaya diri dalam berkarir. Lalu bersahaja, gigih, berani, dan tangguh. Kemudian memiliki prinsip dan semangat yang tinggi.

"Dulu dijaman saya sekolah SD, SMP, SMA saya sering sekali merayakan hari Kartini dengan menggunakan kebaya dan mengikuti beberapa lomba antar kelas. Namun semakin saya dewasa dan menginjak di dunia kerja dan lebih luas lagi, saya merasa pemaknaan hari Kartini semakin pudar," kata wanita kelahiran 16 September 1997.

Menurut Miss Earth Indonesia EcoLifestyle 2018 ini, namun semenjak gabung di Nasdem di Badan Rescue NasDem Sumsel sebagai milenial mudanya. Ia dan teman-temannya ingin membuat gebrakan baru termasuk di hari Kartini atau hari-hari penting lainnya. Mudah-mudahan bisa membuat kegiatan hari Kartini di Partai NasDem untuk kegiatan selanjutnya.

"Sosok Kartini dimasa sekarang tentunya berbeda dengan dulu. Ini sudah zaman teknologi, yang dimana kebutuhan pikiran dan tenaga sudah semakin berkurang. Ada positif dan negatifnya sih. Positifnya semua kerjaan dan urusan lebih cepat. Negatifnya, menurut saya, sosialiasi antar manusianya berkurang, dan semangatnya berbeda," kata wanita yang mempunyai usaha @robbiebikeshop.

Menurut Risya yang sempat aktif di dunia film stasiun nasional dan theater Palembang ini, lebih challenging zaman dulu. Tentunya prosesnya lebih terasa dan hasilnya lebih dimaknai. Kartini milenial jaman sekarang juga ada yang terus semangat berkarir sebelum menikah, ada juga yang merasa dirinya sudah cukup dan segera ingin berkeluarga saja. Semua prinsip adalah pilihan masing-masing.

"Menurut saya tantangan Milenial zaman sekarang itu media sosial, sering kali merusak mental illness yang dimana dunia semakin berlomba-lomba dan membandingkan dirinya dari orang lain. Namun jika dilihat dari sisi positif, media sosial bisa menjadi acuan semangat untuk terus berkembang," kata pemilik @joomba.palembang

Menurut wanita yang suka berkuda ini, dunia semakin luas dan berkembang, milenial semakin dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif. Maka harus memiliki jiwa kepimimpinan dan prinsip-prinsip menjalani visi misi yang baik.

"Hadirlah ke tempat-tempat dimana diri kita dihargai sebagai wanita, alangkah lebih baiknya menjadi wanita yang memiliki value juga sehingga kita tidak diremehkan," kata pemilik @shabrina.collections.

Baca juga: Wamen Parekraf dan Putri Keraton Yogyakarta Hadiri Webinar Hari Kartini Tribun Network

2nd Winner Internal Competition 3d Stable (jumping 30-50 cm) ini pun mengatakan, bahwa ia beruntung bisa menjadi bagian di Badan Rescue Nasdem Sumsel yang sangat dihargai dan porsi laki-laki dan perempuannya seimbang.

"Apalagi ketua kita, Ibu Leriva perempuan yang kuat dengan segala aktivitasnya yang sangat sibuk. Saya kerja untuk diri saya sendiri dan bekal masa depan. Saya tidak ingin terlalu bergantungan dengan pasangan saya nantinya," kata Risya yang mempunyai usaha @ayamasixdemang.

Menurutnya, dengan bekerja atau mengikuti berbagai organisasi juga pasti dapat banyak ilmu baru yang tidak didapatkan di sekolah atau perguruan tinggi. Harapannya dengan apa yang pelan-pelan dibangun dan tekuni, akan menjadi bekal untuk membimbing anak-anak kelak.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved