Berita Prabumulih

Imbau Penjual Takjil, Wawako Prabumulih: Untuk Apa Dagangan Laku Namun Tidak Berkah

Wawako Prabumulih H Andriansyah Fikri SH mengimbau seluruh pedagang penjual takjil agar menjual makanan berbuka puasa yang halal dan higienis.

Penulis: Edison | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM/EDISON
Wakil Walikota Prabumulih H Andriansyah Fikri SH mengimbau seluruh pedagang penjual takjil di Prabumulih 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari


TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Wakil Walikota (Wawako)  Prabumulih H Andriansyah Fikri SH mengimbau seluruh pedagang penjual takjil agar menjual makanan berbuka puasa yang halal dan higienis.

Hal itu menurut orang nomor dua di kota nanas itu perlu dilakukan untuk menjamin kesehatan para pembeli sehingga tidak berdampak kedepannya dan agar penjual terhindar dari dosa.

"Kita imbau jual makanan halal dan higienis, karena seperti kita ketahui ada mie kuning yang dijual nerformalin, es menggunakan pewarna yang berbahaya dan lainnya. Untuk itu kita berharap jual yang halal dan higienis," ungkap Fikri kepada wartawan belum lama ini.

Karena kata suami Ir Hj Reni Indayani itu, para pedagang harus ingat untuk menjadi pedagang yang baik dan jangan karena keuntungan lalu menghalalkan segala cara dengan menjual apa saja asal untung.

"Untuk apa dagangan laku semua namun tidak berkah," bebernya.

Fikri mengaku dinas kesehatan dan jajaran lainnya terus melakukan pemantauan ke pasar maupun pedagang takjil dan jika ada yang melanggar maka saksi sesuai aturan akan diterapkan.

"Ada aturan saksi yang mengatur terkait itu, kami minta jika memang ada kedapatan maka sanksi di aturan itu harus diterapkan karena kita lihat selama ini ada yang tertangkap tapi sanksi tidak diterapkan sehingga tiap tahun terulang," katanya.

Baca juga: Melintas di Prabumulih, Dua Warga Muara Enim Diringkus Bawa Solar Subsidi Pakai Truk

Wakil Walikota dua periode ini menegaskan sanksi perlu diterapkan karena ketika menjual makanan tidak baik maka efeknya kena kesehatan tubuh para pembeli.

"Harus ada hukuman badan sehingga pelaku itu menjadi jera, jadi ada shock terapinya. Jangan ditegur saja," kata pria pernah menjabat ketua DPRD Prabumulih itu.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved