Tower Radio Pemancar Ambruk

Korban Tower Ambruk di Muara Enim Tinggalkan Anak yang Masih Kecil, Berharap Perusahaan Beri Bantuan

Keduanya tewas, usai tower radio pemancar ulang komunikasi ambruk dan dua pekerja tewas jatuh dari ketinggian.

Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/Khoiril
Korban Tower Ambruk di Muara Enim Tinggalkan Anak yang Masih Kecil, Berharap Perusahaan Beri Bantuan 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kecelakaan kerja terjadi Muara Enim.

Hal tersebut tak lepas usai adanya tower radio pemancar ulang komunikasi yang berada di areal tambang PT Menambang Muara Enim (MME), Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim amburk pada Kamis (14/4/2022) sekitar pukul 14.25 WIB.

Atas kejadian tersebut membuat dua orang pekerja bernama Arifin (36) dan Muhammad Yusuf Wahyudin (44) warga Jalan Sematang RT 16 RW 06 Kelurahan Sako Kecamatan Sako meninggal dunia.

Keduanya tewas, usai tower radio pemancar ulang komunikasi ambruk dan dua pekerja tewas jatuh dari ketinggian.

Tower radio repeater yang ambruk milik PT Ulima Nitra (UN) ambruk pada bagian atasnya.

Dua pekerja CV. Galang Spider Computer yang merupakan sub kontraktor PT UN bernama Arifin dan Muhammad Yusuf Wahyudin tewas usai terjatuh.

Ketua RT 16, Eko Dian Savutra saat dibicangi Tribunsumsel.com mengatakan jika, kedua korban merupakan warganya.

Menurut Eko, kedua korban tersebut meninggalkan istri dan anak-anak yang masih kecil.

"Kalau Arifin itu ada empat orang anaknya, yang satu masih SD, dua belum sekolah, dan yang satu itu masih bayi, kecil. Sementara Yusuf aku kurang paham betul," terangnya kepada Tribunsumsel.com.

Baca juga: 2 Warga Sako Palembang Korban Tewas Tower Ambruk di Muara Enim, Ini Keterangan Lengkap Kadisnaker

Baca juga: BREAKING NEWS: Tower Radio Pemancar Ambruk di Muara Enim, 2 Pekerja Tewas Jatuh dari Ketinggian

Ekopun menerangkan, Arifin selama ini tinggal dikontrakan yang cukup kecil, dan istrinya yang bernama Yuli tidak memiliki pekerjaan.

"Sudah lama ngontrak disitu, istrinya tidak bekerja, selama ini ya kadan mengharapkan bantuan pemerintah saja," katanya.

Dengan kenyataan tersebut, Eko berharap agar kedua keluarga korban mendapatkan bantuan agar dapat meneruskan hidup dengan layak.

"Baik pemerintah ataupun tempat dia kerja agar dapat memberikan bantuan kepada para keluarga korban," tegasnya.

Eko menambahkan, menurut keterangan yang ia dapatkan.

Para korban itu baru berangkat pada Rabu malam sebelum kejadian yang menujut ke Tanjung Enim, dan paginya langsung bekerja. Dan peristiwa naas itu terjadi pada sore harinya.

"Katanya baru jam 12 malem mereka itu berangkat, ke Tanjung Enim, terus masuk ke pelosok, dan paginya langsung bekerja dan terjadi kecelakaan itu. Kini para korban sudah dimakamkan," tegasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved