Berita Lubuklinggau
Solar Sulit Didapat, Sejumlah Proyek Insfrastruktur di Lubuklinggau Terganggu
Sulitnya mendapat BBM jenis Solar di Lubuklinggau berdampak pada pembangunan infrastruktur di Kota Lubuklinggau
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Yohanes Tri Nugroho
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU --Sopir truk dan kendaraan bermesin diesel saat ini kesulitan mendapatkan bahan bakar solar.
Antrean panjang pun terjadi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Lubuklinggau.
Akibatnya, banyak aktifitas masyarakat terdampak, tak terkecuali sejumlah pembangunan di Kota Lubuklinggau pun terdampak akibatnya susahnya solar saat ini.
Kepala Dinas PUPR Kota Lubuklinggau, Achmat Asril Asri mengatakan susahnya mendapat solar membuat sejumlah alat berat tidak bisa bekerja, karena harus mengantri solar.
"Mereka (pekerja) bisa ngantri BBM berhari-hari solar, sehingga alat berat mereka pun susah beroperasi, imbas dari kelangkaan mendapatkan solar sekarang" kata Asril pada wartawan, Minggu (10/4/2022).
Asril menyebutkan dalam sehari alat berat membutuhkan 100-200 liter solar, untuk mendapatkan solar sebanyak itu disituasi dan kondisi saat ini sangat susah dan terpaksa harus antri.
"Untuk dapat solar sebanyak itu sangat susah," ungkapnya.
Namun, meski ada kendala sampai sejauh ini sejumlah proyek pembangunan di Kota Lubuklinggau seperti jalan dan jembatan yang menggunakan dana PEN sudah hampir 70 persen rampung.
"Salah satunya jembatan di Kelurahan Rahma Minggu ini sudah 80 persen artinya kinerja sampai di bulan Mei tercapai walau pun ada kendala," ujarnya.
Sementara untuk jalan mungkin minggu-minggu ini ada juga yang sudah selesai, tapi ada satu yang memang progresnya agak lambat di wilayah jalur Lingkar Selatan.
"Jalan lingkar Selatan itu kan jalur yang akan ditingkatkan menjadi nasional dan jalur exit tol, sehingga perlu perbaikan cukup banyak terutama geometrinya," ungkapnya.
Baca juga: Dilaporkan Anggota Polisi Curi Barang di RS Sobirin, Pria di Lubuklinggau Lebaran di Sel Tahanan
Salah satunya adalah beberapa tanjakan tanjakan tinggi harus dipapas.
Tikungan tajam harus di cuting agar tumpul, menyesuaikan standar jalan nasional, bahkan, ada beberapa titik yang harus di cuting lagi tapi anggarannya belum mencukupi.
"Jadi dikerjakan bertahap. Dari Balai sudah menunjukkan ada beberapa titik, tapi anggarannya terbatas dan bertahap," ujarnya