Ramadhan 2022
Naskah Kultum Ceramah Ramadhan 1443 H/2022 Singkat, Keutamaan Puasa yang Paling Kita Rindukan
Naskah Kultum Ceramah Ramadhan 2022 Singkat, Keutamaan Puasa yang Paling Kita Rindukan
Penulis: Abu Hurairah | Editor: Abu Hurairah
TRIBUNSUMSEL.COM - Ramadan merupakan bulan penuh hikmah dan memiliki banyak keberkahan.
Pada bulan Ramadan, umat Islam di seluruh dunia melaksanakan ibadah puasa sebagai wujud kepatuhan dan ketakwaan terhadap perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.
Selain melaksanakan Ibadah puasa dengan Ikhlas dan tulus, umat muslim juga mengerjakan amalan-amalan yang dianjurkan selama bulan Ramadhan seperti sholat Tarawih pada malam Ramadhan, Tadarus hingga mendengarkan kultum atau ceramah singkat.
Kultum atau ceramah biasanya dilakukan sebelum berbuka puasa, sebelum atau sesudah menunaikan salat tarawih.
Terkadang ada juga yang melakukan ceramaah usai salat subuh atau salat fardhu.
Berikut contoh naskah cerama bulan Ramadhan singkat, Tentang Keutamaan Puasa yang Paling Kita Rindukan :
Baca juga: Catat Rekor Lagi, Utang Pemerintah Jokowi Tembus Rp 7 Ribu Triliun, Wacana 3 Periode Disinggung
Baca juga: Bacaan Niat Sholat Sunnah Sesudah Isya Sebelum Tarawih 2 Rakaat, Arab Latin dan Terjemahan
Mengutip bersamadakwah.net bertema Keutamaan Puasa yang Paling Kita Rindukan. Semoga menjadi penggugah di hari-hari pertama Ramadhan kita.
“Apa yang paling Anda sukai di bulan Ramadhan?”
Jawabannya menggelitik. Tiga jawaban terbanyak adalah THR, Malem Selawe, dan Ngabuburit. Tidak salah, saya sampaikan kalau itu jawaban yang jujur. Manusiawi. Namun, ada hal lain yang mestinya lebih kita sukai di bulan Ramadhan ini.
Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya, Ar Ruh, mengisahkan beberapa peristiwa yang hampir sama tentang penyesalan orang yang meninggal. Di antaranya riwayat Ibnu Abi Dunya dari Abu Qilabah.
“Aku pergi dari Syam menuju Bashrah,” kata Abu Qilabah memulai kisahnya. “Di tengah perjalanan, aku singgah di suatu tempat. Malamnya, setelah bersuci, aku shalat. Lalu tidur di situ yang ternyata ada kuburannya.”
Antara tidur dan terjaga, Abu Qilabah didatangi penghuni kubur tersebut. “Semalaman engkau telah mengusikku. Kalian adalah orang yang bisa beramal tetapi tidak mengetahui. Sedangkan kami adalah orang yang mengetahui tetapi tidak bisa beramal. Dua rakaat seperti yang engkau kerjakan tadi lebih baik dari dunia dan seisinya,” kata penghuni kubur itu kepada Abu Qilabah.
Dalam beberapa riwayat yang lain dengan pelaku berbeda, penghuni kubur mengatakan, “Shalat dua rakaat seperti yang kalian kerjakan lebih aku sukai daripada dunia dan seisinya.”
Perhatikanlah, shalat dua rakaat lebih disukai oleh orang yang telah meninggal daripada dunia seisinya. Apalagi dibandingkan dengan THR yang hanya satu kali gaji atau dua kali gaji.
Dan sungguh kelak orang-orang yang telah meninggal dunia ingin dikembalikan ke dunia untuk mengerjakan amal-amal shalih yang sebelumnya mereka tinggalkan. Orang-orang yang tidak beriman, lebih keras lagi penyesalannya.
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ . لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan … (QS. Al Mu’minun: 99-100)