Perang Dunia III

Putin Sudah Kehilangan Banyak Jenderal dan 40.000 Tentara Rusia Tewas Melawan Ukraina, Tak Garang

Presiden Rusia, Putin ternyata tak segarang yang dipikirkan. Buktinya satu bulan menjajah Ukraina, Rusia sulit menang

IST/kolase
PUTIN Begitu Benci dengan Sosok Presiden Ukraina Volodymyr zelensky 

Pasukan Ukraina juga ingin merebut kembali Kherson – satu-satunya kota besar di bawah pendudukan.

Para pejabat Barat percaya bahwa Putin akan memfokuskan pandangannya ke timur dalam beberapa hari mendatang, menghentikan manuver di dua front lainnya untuk mencoba dan mengepung pasukan utama Ukraina.

Itu terjadi ketika menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov mengakui skala sanksi barat telah mengejutkan Kremlin.

“Ketika mereka [membekukan] cadangan bank sentral, tidak seorang pun yang memprediksi sanksi apa yang akan dijatuhkan Barat dapat membayangkan hal itu,” katanya kepada mahasiswa.

Rusia kembali kehilangan Komandan Militernya sejak menginvasi atau melaksanakan operasi khusus di Ukraina.

Ini adalah komandan tertinggi yang ke 15 yang tewas di Ukraina. Rusia seperti mengalami pembantaian kepemimpinan militer terburuk sejak Perang Dunia Kedua

Komandan militer yang kali ini tewas adalah Kolonel Marinir Alexei Sharov, salah satu pejabat tinggi militer Rusia.

Kematiannya diumumkan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina di media sosial, Selasa, dikutip dari dailymail.co.uk.

Kolonel Alexei Sharov adalah Komandan Pengawal Terpisah ke-810 dari Brigade Zhukov di Marinir Rusia.

Sharov dilaporkan tewas di Mariupol, sebuah kota di mana lebih dari 100.000 orang telah terperangkap di tengah pengepungan oleh Pasukan Rusia.

Sedikitnya 902 warga sipil tewas dan 1.459 terluka di Ukraina pada 19 Maret tengah malam.

Demikian diungkapkan Kantor Hak Asasi Manusia PBB.

"Sepuluh juta orang telah mengungsi, termasuk hampir 3,4 juta yang telah meninggalkan negara itu," kata Badan Pengungsi PBB dalam keterangan resminya.

Media Rusia melaporkan bahwa mereka telah kehilangan hampir 10.000 tentara mereka sendiri sejak invasi dimulai.

Tetapi surat kabar tabloid Komsomolskaya Pravda yang menyiarkan itu mengatakan bahwa mereka telah diretas dan informasi itu tidak benar.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved