Berita Internasional

Ada Empat Syarat Mutlak Rusia Bisa Akhiri Serangan Militer ke Ukraina

Delegasi Rusia dan Ukraina melanjutkan putaran keempat perundingan damai Selasa ini setelah jeda teknis singkat.

Editor: Slamet Teguh
(Photo by Sergey BOBOK / AFP) (AFP/SERGEY BOBOK)
Pemandangan alun-alun di luar balai kota Kharkiv yang rusak pada 1 Maret 2022, hancur akibat penembakan pasukan Rusia. - Alun-alun pusat kota kedua Ukraina, Kharkiv, ditembaki oleh pasukan Rusia yang menyerang gedung pemerintah setempat, kata gubernur regional Oleg Sinegubov. Kharkiv, kota yang sebagian besar berbahasa Rusia di dekat perbatasan Rusia, memiliki populasi sekitar 1,4 juta. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Situasi panas kini tengah terjadi di Ukraina.

Hal tersebut tak lepas dari sejumlah serangan Rusia ke Ukraina.

Kini, sejumlah faktapun akhirnya terungkap.

Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Oleksiy Arestovych memperkirakan perdamaian dengan Rusia dapat dicapai paling cepat satu hingga dua minggu, atau paling lambat Mei.

Dikutip dari Russia Today, Selasa (15/3/2022), Arestovych mengatakan hal tersebut lewat konten wawancara di saluran YouTube aktivis politik Mark Feygin, Senin (14/3/2022).

“Saya percaya, kemungkinan besar, kita akan memiliki kesepakatan damai pada Mei, awal Mei, atau bahkan lebih awal. Kami akan melihat bagaimana kelanjutannya,” kata Arestovich.

Delegasi Rusia dan Ukraina melanjutkan putaran keempat perundingan damai Selasa ini setelah jeda teknis singkat.

Pembicaraan akan diadakan dalam format video telekonferensi, setelah tiga putaran negosiasi secara langsung di wilayah Belarus.

Menurut seorang anggota tim Ukraina, putaran keempat difokuskan pada "perdamaian, gencatan senjata, penarikan segera pasukan dan jaminan keamanan".

Rusia sebelumnya mengatakan pasukan Rusia akan segera menghentikan operasi militer jika empat syarat mereka dipenuhi.

Pertama, jika pasukan Ukraina berhenti melawan. Kedua, jika Kiev menerima status (negara) netral dan non-nuklir.

Ketiga, jika Krimea diakui sebagai wilayah Rusia. Keempat, jika dua republik Donbass, Donetsk dan Lugansk, diakui sebagai negara merdeka.

Rusia memulai operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari 2022 setelah Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR) meminta bantuan untuk membela diri melawan pasukan Ukraina.

Rusia mengatakan tujuan dari operasi khususnya adalah untuk demiliterisasi dan "de-Nazify" Ukraina dan hanya infrastruktur militer yang menjadi sasaran.

Baca juga: Venezuela Disebut Bisa Buat Rusia Bertekut Lutut Asal Presiden Amerika Serikat Siap Lakukan INI

Baca juga: PBB Kini Angkat Bicara, Sebut Perang Nuklir Makin Dekati Kenyataan Akibat Ulah Rusia ke Ukraina

Moskow telah berulang kali menekankan mereka tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved