Berita Nasional

Hasil Investigasi Gas H2S Penyebab Kecelakaan Kerja di Geo Dipa Dieng Diduga Tak Terdeteksi Alat

PT Geo Dipa Energi (Persero) menyampaikan update terkini terkait kecelakaan kerja di wilayah kerja Geo Dipa Unit Dieng, tepatnya PAD 28.

Editor: Slamet Teguh
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Gas buang keluar dari pipa panas bumi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng yang dikelola PT Geo Dipa Energi di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (14/4/2013). Potensi panas bumi di Dieng sebagai energi terbarukan sebenarnya sangat besar, yakni mencapai 400 megawatt. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Musibah kembali terjadi di Indonesia.

Hal tersebut tepatnya terjadi di Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Diketahui, kini gas dari sumur panas bumi atau geothermal di wilayah Dieng, Jawa Tengah mengalami kebocoran.

PT Geo Dipa Energi (Persero) menyampaikan update terkini terkait kecelakaan kerja di wilayah kerja Geo Dipa Unit Dieng, tepatnya PAD 28.

Berdasarkan investigasi sementara yang dilakukan, Direktur Utama PT. Geo Dipa Energi (Persero) Riki Firmandha Ibrahim menjelaskan gas H2S dari sekitar Pad-28 diduga tidak terindikasi oleh alat detector (+/- 50m).

"Namun, akan dipastikan pengukuran di kepala sumur dan sekitar mud-tank (tempat kejadian) setelah mendapatkan izin masuk dari Kapolres. Akan ditambahkan H2S detector di area publik yang terdekat dengan Pad-28," kata Riki Firmandha dalam keterangan yang diterima, Minggu (13/3/2022).

Menurutnya kondisi paparan gas H2S di lokasi sumber dicek oleh KBR Gegana Polda Jawa Tengah dengan Exam-7000 dan uji tekstur tanah dengan sertech diperoleh bahwa paparan H2S sudah aman dan konsentrasi H2S di bawah ambang batas, terukur 2,1 ppm dengan jarak 1 sampai 3 meter dari sumber paparan (discharge line relief valve) sementara ambang batas normal udara bebas adalah 10 sampai dengan 15 ppm.

"SOP pengendalian H2S Rig milik PT. Bormindo yang berstandar internasional sudah dijalankan. Saat ini sedang dilakukan investigasi detail dalam waktu secepat-cepatnya, selanjutnya akan divalidasi dengan hasil interview para pekerja yang saat ini sedang dalam perawatan," ujarnya.

Dirinya menjelaskan kronologi kejadian yang menggambarkan proses operasi Workover sudah dan sedang dilengkapi, termasuk rencana interview para pekerja yang saat ini sedang dalam perawatan.

Selanjutnya air untuk proses quenching (proses mematikan sumur) yang kontak dengan H2S berada dalam sistem tertutup, sehingga dipastikan tidak ada yang keluar dari tanki air (mud tank).

Dengan demikian tidak ada air bersama H2S yang mencemari lingkungan.

Baca juga: Kronologi Ledakan di Sumur Bor PLTP Dieng, 10 Pekerja Sedang Perbaiki Proyek Pengeboran Geothermal

Baca juga: Terjadi Ledakan di Sumur Bor PLTP Dieng, Wonosobo, Satu Orang Meninggal, Sejumlah Orang Terluka

Riki Firmandha menjelaskan, korban berjumlah 9 orang dengan rincian kondisi korban per saat ini, hari Minggu 13 Maret 2022 jam 12:00 WIB adalah sebagai berikut:

 A. Meninggal Dunia:

Lilik Marsudi, tool pusher, Pekerja PT. Bormindo, diperkirakan meninggal dalam perjalanan
menuju Puskesmas.

B. Dirawat di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo:

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved