Kebakaran di SU I Palembang

'Kami Sudah Sulit, Sekarang Tambah Sulit', Korban Kebakaran di Tepi Sungai Kedukan Butuh Bantuan

Air mata Asmani (35) dan istrinya Yusnaeni (45) kerap menetes mengingat bayinya yang tewas dalam ebakaran di kediaman mereka, Senin (7/3/2022).

TRIBUN SUMSEL/SHINTA DWI ANGGRAINI
Asmani (35) dan Yusnaeni (45) suami istri yang kehilangan bayinya usia 15 hari yang tewas dalam peristiwa kebakaran di rumah mereka yang berada di Tepian Sungai Kedukan Lorong Terusan Gang Pangkalan 1 RT 55 RW 13 Kelurahan 3/4 Ulu Palembang. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Air mata Asmani (35) dan istrinya Yusnaeni (45) masih kerap menetes bila mengingat bayinya yang tewas dalam peristiwa kebakaran di kediaman mereka, Senin (7/3/2022).

Betapa tidak, anak bungsunya bernama Aisyah yang masih berusia 15 hari (sebelumnya diinfokan usia 10 hari) tak berhasil diselamatkan meski Asmani sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menolong putri kecilnya itu.

"Padahal saya sudah masuk lagi ke rumah, tapi tetap tidak bisa tolong dia," ucap Asmani spontan terisak menangis saat ditemui di rumah ayah mertuanya yang kini jadi rumah duka jenazah sang anak, Selasa (8/3/2022).

Pasca kebakaran, Asmani dan keluarga terpaksa tinggal menumpang di rumah ayah mertuanya yang hanya berjarak sekira 300 meter dari kediamannya yang kini sudah rata dengan tanah.

Letak rumah ayah mertuanya sama-sama di tepian Sungai Kedukan Lorong Terusan Gang Pangkalan 1 RT 55 RW 13 Kelurahan 3/4 Ulu Palembang.

Saat ditemui tribunsumsel.com, Asmani sedang duduk termenung seorang diri di teras rumah tetangga yang berada persis di sebelah rumah duka.

Jelas terlihat ayah tiga anak ini masih menahan rasa sakit akibat luka bakar yang memenuhi sekujur punggungnya.

Asmani mengaku hanya sekitar tiga jam di rumah sakit untuk menjalani perawatan.

Selain khawatir dengan biaya yang akan dikeluarkan, Asmani juga tak mampu membendung keinginan untuk mendampingi jenazah anaknya sampai ke peristirahatan terakhir.

Keinginan itu pun berhasil diwujudkan Asmani yang bisa mengantar anaknya pemakaman meski luka bakar di punggung serta kaki terasa perih akibat menginjak bara api harus dia tahan.

"Ya gimana ya, namanya anak sendiri. Biarpun masih bayi, itu kan anak saya juga. Saya pinginnya antar dia sampai di kubur," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Sedangkan istrinya tak sanggup bila harus ikut peristirahatan anaknya lantaran masih merasa lemas tak percaya dengan apa yang sudah terjadi.

Baca juga: Siswa SMP di Ogan Ilir Wajib Bisa Baca Tulis Alquran, Bupati OI Panca Wijaya Segera Bikin Perbup

Asmani mengungkapkan, kesehariannya bekerja sebagai buruh angkut di pasar Jakabaring Palembang sementara istrinya adalah ibu rumah tangga.

Malam hari biasa digunakan Asmani untuk bekerja sedangkan siang hari dijadikannya sebagai waktu istirahat.

Tepat saat kebakaran itu terjadi, Asmani sedang tidur di rumah melepas lelah setelah bekerja.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved