Kebakaran di SU I Palembang
Polisi Ungkap Penyebab Kebakaran Hingga Tewaskan Bayi Berusia 15 Hari di Palembang
Polisi mengungkap penyebab kebakaran di Kelurahan 3/4 Ulu Palembang yang menewaskan bayi usia 15 hari, Senin (7/3/2022).
Penulis: Rachmad Kurniawan | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Polisi telah mendatangi lokasi kebakaran rumah yang menghanguskan seorang bayi berusia 15 hari di Jl Tepi Sungai Kedukan, Lorong Terusan, Gang Pangkalan 1 Kelurahan 3/4 Ulu, Senin (7/3/2022).
Kapolsek Seberang Ulu I Kompol Akhmad Firdaus mengatakan, api diduga muncul dari api kompor yang lupa dimatikan oleh Isnaini pemilik rumah sekaligus ibu bayi malang tersebut.
"Berdasarkan Keterangan dari Isnaini, Rumah tersebut dalam keadaan di tempat ia dan suaminya Asmadi beserta ketiga anak mereka. Yang mana sang suami, Asmadi tengah tertidur, sedangkan Isnaini bersama korban Putri Aisyah tidur di dalam kamar dan berdasarkan keterangan Isnaini, dirinya lupa jika sedang memasak di dapur, " tutur Kompol A Firdaus.
Lanjut Firdaus, sekira pukul 13.30 WIB, Saksi Asmaneli melihat asap hitam keluar dari dalam rumah korban, kemudian langsung berteriak kebakaran.
Saksi meminta tolong kepada warga sekitar untuk membuka pintu dan berusaha menyelamatkan Korban dan memadamkan api
Namun setelah pasutri itu keluar dan menyelamatkan kedua anaknya, mereka tidak sempat lagi menyelamatkan anaknya yang masih bayi.
Akibatnya bayi malang tersebut tewas hangus terbakar dengan luka bakar 100 persen.
"Korban Putri Aisyah yang berusia baru sekitar 15 (sepuluh) hari tidak dapat diselamatkan dan meninggal dunia karena terbakar, sedangkan Asmadi mengalami luka bakar di Bagian Punggung Belakang dan Langsung di bawa Ke Rumah sakit Palembang BARI, " katanya.
Sang Ayah Alami Luka di Punggung
Asmani, ayah bayi yang tewas terbakar akibat kebakaran yang melanda rumahnya di Kelurahan 3/4 Ulu kini menjalani perawatan di RSUD Bari Palembang, Senin (7/3/2022).
Ia mengalami luka bakar di sekujur punggungnya karena berusaha menyelamatkan salah satu anaknya.
Saat dijumpai di ruang IGD, Asmani menceritakan bagaimana ia merasakan peristiwa tersebut.
Asmani sehari-sehari bekerja sebagai kuli panggul di Pasar Induk Jakabaring.
"Saya lagi tidur capek baru pulang kerja dari pasar. Saat api membesar saya terbangun dan panik, " ujar Asmani sambil menangis.
Ia dan sang istri yang tertidur, sama-sama terbangun langsung keluar dan menyelamatkan diri.