Berita Kriminal

Babak Baru Kasus Pengeroyokan Haris Pertama Ketua KNPI, Ada Politisi Golkar Bakal Diperiksa

Ia hanya menyebut pemeriksaan Azis masih dari bagian penyidikan dari 5 tersangka yang sudah diamankan.

Editor: Weni Wahyuny
ist/Tribunnews
Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama diserang sekelompok orang tak dikenal di Restoran Garuda daerah Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/2/2022). Ini babak baru kasus tersebut 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Babak baru kasus pengeroyokan Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama.

Saat ini kasus tersebut masih dilakukan penyidikan oleh Polda Metro Jaya.

Motif pengeroyokan itu pula masih jadi misteri setelah satu per satu tersangka yang berperan sebagai eksekutor dan pemberi perintah ditangkap.

Terbaru, polisi akan memeriksa satu saksi lagi.

Satu orang dijadwalkan diperiksa adalah politisi Partai Golkar Azis Samual pada hari ini, Selasa (1/3/2022).

"Sudah dilayangkan surat panggilannya terhadap Azis Samual. Panggilan sebagai saksi," kata Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat saat dihubungi, Senin (28/2/2022) kemarin.

Meski begitu, Ade belum membeberkan lebih rinci soal keterlibatan Azis dalam kasus pengeroyokan yang terjadi di Restoran Garuda Cikini pada Senin (21/2/2022) lalu.

Ia hanya menyebut pemeriksaan Azis masih dari bagian penyidikan dari 5 tersangka yang sudah diamankan.

"Itu masih penyidikannya, yang jelas dia dibutuhkan keterangan saksi. Nanti keterangan lebih lanjutnya," ujar Ade.

Sebelumnya, Haris merasa heran dan meyakini bahwa maish ada sosok atau dalang pengeroyokan ini.

Ia berkeyakinan jika yang memerintahkan para ekskutor yang berprofesi sebagai debt collector untuk mengeroyoknya belum tertangkap.

Haris menyebut jika tersangka SS yang disebut polisi memberi instruksi kepada empat debt collector tersebut bukanlah aktor utama kasus pengeroyokan terhadap dirinya.

Masih ada aktor yang menjadi aktor intelektual di balik kasus pengeroyokan terhadap dirinya.

"Orang-orang tersebut memang debt collector, mungkin ya. Tapi bisa saja debt collector ini dibayar untuk memukuli saya. Jadi SS tersebut bukan dalang, bukan otaknya, saya duga masih ada aktor lain di balik kasus ini," tutur Haris.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved