Berita OKU

Cerita Wanita di Baturaja, Rela Antre Minyak Goreng saat Swalayan Belum Buka

Antrean warga mencari minyak goreng Rp 14 ribu terjadi di swalayan di Kota Baturaja Ogan Komering Ulu (OKU)

SRIPOKU/LENI JUWITA
Warga antre untuk membeli minyak goreng meskipun toko belum buka di Baturaja OKU. 

TRIBUNSUMSEL.COM, BATURAJA-Sebagian besar warga mengeluhkan sulitnya mendapatkan minyak goreng bersubsidi, setelah letih ngantre berjam-jam pas tiba giliran stok minyak habis.

“Kapok  aku, dak galak lagi melok antre beli minyak goreng bersubsidi,kareman melok ngantre berjam-jam tibo giliran aku nak mbeli, minyaknyo abis,” tutur pedagang  makanan yang namanya enggan dikutip.

Wanita berusia sekita 56 tahun ini mengaku kesal setiap ada prorgam penjualan minyak goreng bersubsidi dia tidak pernah kebagian jatah membeli minyak yang dibandrol dengan harga Rp 14.000/liter.

Ujung-ujungnya kembali membeli minyak goreng di pasaran yang harganya  sudah dikisaran Rp 24.000-Rp 27. 000/kg.

Beberapa warga mengaku heran kenapa minyak goreng bersubsidi dalam program mendukung Program Perintah yang dijual seharga Rp 14.000/liter ini memang sulit didapatkan.

Begitu ada informasi akan ada program penjualan minyak mendukung program  pemerintah (minyak bersubsidi) calon pembeli berebut antre, bahkan sanggup antre sebelum swalayan dibuka.  

Disisi lain, pedagang makanan khususnya goreng-gorengan mengeluhkan harga minyak goreng yang tidak turun turun lagi meskipun sudah ada minyak bersubsidi yang dijual seharga Rp 14.000/liter dari pemerintah dengan nama Mendukung Program Pemerintah. 

Kenaikan harga minyak goreng ini memaksa pedagang kue dan goreng-gorengan bertahan dengan kondisi sulit.

Baca juga: Bukan Investasi Tanah atau Properti, Warga Baturaja ini Ungkap Alasan Pilih Investasi Emas

Pedagang makanan belum berani menaikkan harga jualannya karena memikirkan pelanggan yang juga dalam kondisi sulit.

Seperti dituturkan Yuyun pemilik kedai aneka kue dan gorengan di Baturaja.

Harga minyak goreng yang  dijual di pasarang seharga Rp 25.000/liter ini dirasakan  sangat menyulitkan meskipun tidak rugi mereka terpaksa hanya mengambil untung tipis untuk penjualan kue dan gorengan. (SP/LENI)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved