Berita Lubuklinggau
Cerita Ruzana Atlet Bulutangkis Lubuklinggau Masuk Pelatnas Cipayung, Latihan Sejak Usia 4 Tahun
Ruzana yang tergabung dalam atlet PB Djarum, dipanggil oleh Pelatnas tanpa harus mengikuti Seleksi Nasional (Seleknas) PBSI 2022.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Ruzana, satu-satunnya atlet asal Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan (Sumsel) yang masuk Pelatnas Cipayung 2022.
Ruzana yang tergabung dalam atlet PB Djarum, dipanggil oleh Pelatnas tanpa harus mengikuti Seleksi Nasional (Seleknas) PBSI 2022.
Sebelum sampai lolos PB Djarum hingga Pelatnas Cipayung saat ini, di kota kelahirannya Lubuklinggau Ruzana berlatih di PB Mandiri Jaya dibawah didikan Didi Yarsah.
Didi Yarsyah sebagai pelatih masa kecil Ruzana kepada Tribunsumsel.com bercerita, sangat bangga atas capaian Ruzana saat ini.
"Awalnya hanya ikut orang tuanya dan kakaknya latihan, tapi dimasukkan orang tuanya latihan dengan saya sejak sebelum sekolah TK, tapi tahunnya saya lupa," kata Didi pada Tribunsumsel.com, Selasa (1/2/2022).
Sejak ditangani Didi, Ruzana memang berbeda dengan anak didiknya yang lain, ketika itu dia melihat Ruzana memang mempunyai bakat bulutangkis.
"Dibanding kawannya yang lain, dia itu (Ruzana) kemauannya agak tinggi, bahkan dalam berbagai hal selalu tampil maksimal dan ingin menyamai kakak-kakak di atasnya," ungkapnya.
Seperti contohnya yang paling diingat Didi ketika hendak berangkat latihan, setiap anak asuhnya dari rumah harus lari sampai Gedung olahraga (GOR) tempat mereka latihan.
"Waktu itu PB Jaya Mandiri masih latihan di Watervang, setiap anak itu kalau diantar orang tuanya harus lari, ketika itu setiap yang dari arah RCA saya suruh lari, saat lari itu dia (Ruzana) selalu terdepan, selalu ingin yang pertama sampai tempat latihan," ujarnya.
Bahkan saat itu anak didik Didi banyak yang lebih besar dari Ruzana, namun Ruzana tak pernah patah semangat, ada orang tua yang ingin mengantarkan anaknya hendak memberi tumpangan, tapi Ruzana tidak mau dan memilih tetap lari.
"Dulu ada orang tua kadang bawa anak main bulutangkis, saat itu ketemu di jalan diajak naik motor tidak mau, kemauannya keras tidak mau mengalah, kalau sedang latihan itu juga tipikal anak yang tidak mau ketinggalan dan pantang menyerah," ungkapnya.
Bakat Ruzana mulai terlihat sejak Ruzana Kelas I Sekolah Dasar (SD), Ruzana selalu menonjol dibanding anak seangkatannya, dari segi latihan dan kemauannya Didi melihat potensi Ruzana bakal menjadi pebulutangkis profesional.
"Karena bakatnya itu setiap ada kejuaraan luar kota seperti Pusri Open saya suruh tampil, kemudian ada Sinar Dunia Cup, saat itu Ruzana berhasil tembus juara Sumbagsel dan melaju final ke Jakarta, tapi sayang kalah tidak dapat juara sama sekali, karena Ruzananya sakit flu," ujarnya.
Puncaknya ketika tahun 2015 ada seleksi PB Djarum di Palembang, waktu itu dari PB Jaya Mandiri ada delapan atlet yang tampil, saat itu semuanya kalah, termasuk Ruzana hanya sampai perempat final.
"Ketika kami sudah mau pulang (ke Lubuklinggau) sudah mau pesan tiket, saya ditelepon panitia besar dari PB Djarum, menanyakan Ruzana dengan saya. Saya jawab ia, saya pelatihnya, kemudian diminta untuk datang ke ruang panitia besarnya," ungkapnya.