Berita Ogan Ilir
Tak Ingin Terulang, DPRD Ogan Ilir Buka Suara Penghentian Kasus Laka Maut di Tol Kayuagung-Palembang
DPRD Ogan Ilir angkat bicara perihal penghentian perkara kecelakaan maut di Tol Kayuagung-Palembang
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA- DPRD Ogan Ilir angkat bicara perihal penghentian perkara kecelakaan maut di Tol Kayuagung-Palembang yang terjadi pada Jumat (7/1/2022) lalu.
Sebelumnya, polisi menyampaikan bahwa kecelakaan yang menewaskan Febi Khoirunisa akibat kelalaian yang bersangkutan.
Ketua Komisi III DPRD Ogan Ilir bidang Infrastruktur dan Lingkungan Hidup, Amir Hamzah menyayangkan terjadinya kecelakaan tersebut.
"Kami turut berbelasungkawa atas meninggalnya ananda Febi yang merupakan calon dokter pada kecelakaan di Tol Kayuagung-Palembang. Jangan sampai peristiwa serupa terjadi lagi," kata Amir ditemui di KPT Tanjung Senai, Senin (31/1/2022).
Mengenai Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) perkara kecelakaan yang dikeluarkan Polres Ogan Ilir, Amir mengaku sudah mengetahuinya dari pemberitaan di media.
Namun dia masih ingin mengetahui secara langsung dan detil alasan dikeluarkannya SP3 tersebut.
"Begitu cepatnya Polres Ogan Ilir mengeluarkan SP3. Kami perlu koordinasi dengan polisi mengenai kasus kecelakaan di Tol Kayuagung-Palembang. Perlu dibahas agar bagaimana ke depan dapat diantisipasi kecelakaan di tol wilayah Ogan Ilir," ujar Amir.
Simpulkan Kecelakaan Dipicu Kelalaian Febi
Polres Ogan Ilir merampungkan penyelidikan terkait kecelakaan tunggal yang mengakibatkan pengemudi bernama Febi Khoirunisa meninggal.
Kapolres Ogan Ilir AKBP Yusantiyo Sandhy mengatakan, dalam penyelidikan kecelakaan tersebut terdiri dari tiga unsur.
"Tiga unsur tersebut yakni kendaraan, pengemudi dan jalan," kata Yusantiyo saat jumpa pers dengan wartawan, Minggu (30/1/2022) lalu.
Yusantiyo menyebut pemeliharaan dan perawatan mobil Honda Brio dengan plat nomor BG 1649 KF yang dikemudikan Febi tak sesuai standar.
"Salah satunya ban (luar mobil) yang sudah mengeluarkan kawat," ungkap Yusantiyo.
Polisi juga menduga korban sedang makan saat berkendara, sehingga diduga kurang konsentrasi saat berkendara.
Dugaan ini terlihat dari adanya remahan makanan di mulut korban saat diautopsi.